Tuesday, May 22, 2012

SMK Kekurangan 45.000 Guru

                                                                                     shutterstock
JAKARTA- Sekolah-sekolah kejuruan (jenjang SMK) saat ini dalam kondisi kekurangan guru. Masih dibutuhkan 45.000 guru di 121 program keahlian. 

Indonesia memiliki sekitar 10.000 sekolah kejuruan. Dari jumlah tersebut, 40 persennya adalah sekolah negeri dan sisanya merupakan sekolah yang didirikan pihak swasta.


"Kita kekurangan 45.000 guru SMK dan itu menjadi problem kita," kata Kepala Subdit Pembelajaran Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Agung Budi Santoso, Senin (21/5/2012) petang, di Jakarta.

Agung menjelaskan, kekurangan jumlah guru yang begitu besar terjadi di jurusan perminyakan, geologi, kimia, penerbangan, dan pelayaran. Penyebabnya antara lain karena distribusi guru yang tidak merata serta kurangnya sumber daya tenaga pendidik.

Menurut Agung, banyak guru yang akhirnya memilih meninggalkan profesinya demi mendapatkan penghasilan yang lebih baik.

"Kenapa bisa kurang? Karena, misalnya, guru geologi, mereka lebih memilih bekerja di pertambangan karena gajinya lebih besar. Ada juga yang distribusinya tidak merata, di sini berlebih, tetapi di tempat lain kekurangan," ujarnya.

Selain distribusi yang tidak efektif, faktor lain yang menimbulkan kekurangan jumlah guru adalah pengangkatan guru yang terkadang tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Karena itu, saat ini Kemdikbud tengah menjalin kerja sama dengan Institute Technical Education (ITE) Singapura untuk memberikan pelatihan pada puluhan guru. Kerja sama itu akan melatih para guru agar memiliki keterampilan menyampaikan materi kepada siswa.

"Kekurangan guru terbesar itu ada di SMK dengan akreditasi C. Makanya, kita selalu me-review kebutuhan pasar dengan melibatkan industri, termasuk bekerja sama dengan pihak luar," tuturnya.


No comments:

Post a Comment