Monday, May 21, 2012

Pendidikan Formal Memperkecil Kematian Ibu Melahirkan



"Salah satu penyebab kematian ibu melahirkan adalah belum siapnya kandungan dari perempuan yang terlalu muda." 
-- Nila Moeloek
JAKARTA - Pendidikan formal merupakan salah satu bentuk intervensi negara mencegah pernikahan dini. Hal ini diharapkan dapat mengurangi risiko kematian ibu dalam proses melahirkan.

Demikian diungkapkan Ketua Kantor Utusan Khusus Presiden RI (KUKPRI) untuk Millenium Development Goals (MDGs), Nila Moeloek, dalam seminar "Beyond MDGs: Indonesia’s Role as Middle Income Country on HIV and Sexual and Reproductive Health Rights" di Jakarta, Senin (21/5/2012).


"Terdapat korelasi positif antara tingginya angka putus sekolah dengan pernikahan dini, sementara salah satu penyebab kematian ibu melahirkan adalah belum siapnya kandungan dari perempuan yang terlalu muda," kata Nila.

Dalam seminar tersebut Nila mengungkapkan, sebanyak 41,9 % dari perempuan di Indonesia menikah di usia 15-19, sedangkan usia sehat untuk melahirkan adalah 20-30 tahun. Di sisi lain, rata-rata durasi waktu yang dihabiskan anak Indonesia di sekolah adalah 5,8 tahun, jauh dari kampanye pemerintah, yaitu sembilan tahun sekolah.

"Mereka yang putus sekolah juga berkemungkinan besar mengalami kehamilan yang tidak diinginkan, dan kemudian memicu aborsi yang tidak aman. Inilah sebab-sebab kematian ibu melahirkan yang jarang diperhitungkan," kata Nila.

Oleh karena itu, Nila mengatakan, bahwa pengurangan angka kematian ibu melahirkan yang juga merupakan target kelima dari delapan target MDGs, tidak bisa dilihat secara sektoral karena menyangkut bidang-bidang lain seperti pendidikan.

"Tidak hanya pendidikan, isu lain yang juga menyangkut kesehatan reproduksi adalah sanitasi dan juga ketimpangan ekonomi," kata dia.

Berdasarkan Survei Demografi dan Kependudukan Indonesia, terdapat 228 kasus kematian dari 100.000 ibu yang melahirkan. Rasio ini merupakan tertinggi di Asia Tenggara.

Sumber : http://edukasi.kompas.com

No comments:

Post a Comment