Monday, May 28, 2012

Guru Belum Banyak Menerapkan "E-Learning"


                                                                                         Kompas/Lucky Pransiska
Ilustrasi
JAKARTA — Sebagian besar guru belum menerapkan sistem e-learning atau sistem pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Bukan hanya guru di pedesaan atau pinggiran kota, melainkan juga di perkotaan.

Hal itu dikemukakan Dekan Sampoerna School of Education (SSE) Paulina Pannen di sela-sela seminar ”Educators & Technology: Road to Excellence”, Kamis (24/5/2012) di Jakarta. ”Kondisi guru beragam. Ada yang sudah canggih, ada yang belum. Bahkan, di kota saja masih banyak yang belum paham dasar-dasarnya,” ujarnya.

Penggunaan TIK pada pendidikan diyakini dapat meningkatkan mutu pembelajaran.

Kepala Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ari Santoso menjelaskan bahwa hingga kini pemerintah belum memiliki data ”melek teknologi” guru sehingga sulit diketahui tingkat pemanfaatan teknologi.

Oleh karena disparitas guru yang melek teknologi sangat tinggi, Paulina menilai guru perlu bertukar pengalaman. Harapannya, terbentuk masyarakat guru pembelajar.

Ia menilai kemajuan TIK mengubah cara guru dan murid berinteraksi. Melalui e-learning, guru bisa kreatif menggunakan gambar, video, audio, teks, dan animasi sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.

”Selain melek teknologi, guru juga harus bisa melihat celah dengan menggali kreativitas dalam pengajaran berbasis teknologi,” kata Paulina.

Ia mencontohkan kurikulum yang dapat dibuat digital dengan sistem e-learning yang memudahkan proses pembelajaran. Proses komunikasi guru dan murid juga akan lebih mudah.

Ari menambahkan, pemerintah mendorong sekolah meningkatkan kuantitas dan kualitas penggunaan internet di sekolah. Sejak tahun 2006, tingkat penggunaan internet di sekolah masih berkisar 20 persen. ”Kapasitas guru harus ditingkatkan dengan pelatihan teknologi,” kata Ari.

Kerja sama

Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan menandatangani kerja sama dengan institusi teknologi informasi dan pendidikan Intel Indonesia Corporation, Piranti, dan Hong Kong Institute of Education untuk menyinergikan penggunaan teknologi kegiatan pembelajaran.

”Kami berusaha mengikuti perkembangan inovasi sistem pembelajaran agar para calon guru siap menghadapi tantangan global,” kata Paulina. (LUK)

No comments:

Post a Comment