Wednesday, August 22, 2012

Makna Idul Fitri


HARI RAYA Idul Fitri 1 Syawal 1433 H merupakan momentum paling berharga bagi umat Islam di dunia tak terkecuali di Provinsi Maluku. Indonesia menetapkan 1 Syawal 1433 H jatuh pada Minggu (19/8).

Khusus Kota Ambon di hari itu, ribuan umat Islam sekitar pukul 07.30-08.30 WIT melakukan Sholat Ied yang dipusatkan di Masjid Raya Alfatah-Ambon.


Perayaan Idul Fitri 1433 H tentunya sangat berarti bagi warga di Provinsi Maluku karena harinya bersamaan dengan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Provinsi Maluku ke-67. Bukan itu saja, momentum perayaan Idul Fitri 1433 H hanya berselang dua hari dari peringatan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-67.

Tiga momentum ini tentunya membuat benak setiap orang pasti ada kebahagiaan dan kemenangan.

Momentum Idul fitri juga tidak cukup dimaknai dengan sesuatu yang baru, atau silaturahmi dengan orang tua, sahabat atau kerabat, tetapi Idul Fitri seharusnya dimaknai sebagai ‘kepulangan seseorang kepada fitrah asalnya yang suci‘ sebagaimana ia seperti baru saja dilahirkan dari rahim ibu.

Kelahiran kembali ini berarti seorang muslim selama sebulan melewati Ramadhan dengan puasa, sedekah dan segala ragam ibadahnya harus mampu kembali berislam, tanpa benci, iri, dengki, serta bersih dari segala dosa dan kemaksiatan.

Dengan begitu Idul Fitri juga dapat bermakna kembali kepada kesucian terbebas dari dosa per dosa.

Idul Fitri akan sempurna tatkala terhapusnya dosa kita kepada Allah diikuti dengan terhapusnya dosa kita kepada sesama manusia. Terhapusnya dosa kepada sesama manusia dengan jalan kita memohon maaf dan memaafkan orang lain.

Kemenangan yang bukan sekedar berpuasa selama sebulan melawan hawa nafsu biologis dan emosional. Namun Idul Fitri adalah momentum terbaik untuk kita memahami ada bagian dari kita paling esensial sebagai manusia, yakni, hati yang bersih.

Memang benar jika minta maaf bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja. Namun di momen spesial hari raya Idul Fitri, tentu nilai ibadah dan berkahnya akan menjadi lebih istimewa pula.

Dengan demikian, mari kita jadikan Idul Fitri tahun ini berbeda dengan Idul Fitri di tahun-tahun sebelumnya karena kita telah memahami akan makna Idul Fitri. Dengan memaksimalkan bersilaturahim untuk meminta maaf, memberi maaf dan menjadi seorang pemaaf. Jangan biarkan kedengkian dan kebencian merasuk kembali ke jiwa kita yang telah fitri.

Semoga kita masih diberi umur panjang dan kesehatan untuk menikmati dan mensyukuri nikmat Allah, SWT ini tahun-tahun berikutnya. (*)

No comments:

Post a Comment