Thursday, August 9, 2012

Guru Bersatu Bersihkan SDN 24 & SDN 39 dari Lumpur



Ambon - Ratusan orang guru di Kecamatan Sirimau Kota Ambon, Rabu (8/8), secara bergotong royong mulai membersihkan SDN 24 dan SDN 39 Ambon yang terletak di Kawasan Skip.

Kedua sekolah tersebut penuh dengan sampah, lumpur maupun material lainnya akibat bencana banjir yang terjadi Rabu (1/8).


Pantauan Siwalima, ratusan guru dan puluhan siswa tersebut terlihat sangat antusias ber­bondong-bondong datang untuk turut serta membersihkan sekolah tersebut sejak pukul 08.30 WIT.

Mereka secara spontan berjajar dan bersama-sama mengangkat berbagai sampah serta material lainnya yang terbawa saat bencana banjir tersebut.

Bahkan bukan hanya guru dan siswa, beberapa staf Dinas Pendidikan Kota Ambon dan Dinas Kebersihan Kota Ambon pun terlihat turut turun tangan untuk membersihkan kedua sekolah yang terletak bersebelahan itu.

Kendati demikian, untuk pember­sihan kedua sekolah tersebut, terlihat masih disasarkan pada berbagai material sampah yang harus diangkut dari dalam ruangan maupun luar ruangan sekolah tersebut sedangkan endapan lumpur yang masih menutupi halaman sekolah tersebut belum tersentuh sama sekali.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Benny Kainama kepada Siwalima disela-sela pembersihan tersebut mengatakan keterlibatan ratusan guru dalam aksi pembersihan ini merupakan bentuk spontanitas keterpanggilan atas keprihatinan bersama yang turut dirasakan.

“Ini merupakan spontanitas dari guru-guru se-Kecamatan Sirimau sebagai bentuk keprihatinan mereka,” katanya.

Dijelaskan, untuk membersihkan kedua sekolah tersebut, memang terkendala akses jalan masuk, namun pihaknya tetap optimisi dan akan berupaya agar dalam tiga hari kegiatan pembersihan kedua sekolah dapatlah dituntaskan.

“Memang kita punya tekad untuk membersihkan, tapi ada kendala akses jalan. Namun secara perlahan-lahan hal ini akan kita atasi bersama. Ini merupakan arahan dari Walikota untuk kita tangani bersama dan kita tetap optimis dapat membersihkan sekolah ini dari material banjir,” jelasnya.

Menurutnya, dalam tiga hari kedepan sejak Rabu (8/8), pihaknya bersama dengan Dinas Kebersihan Kota Ambon dan Kantor Pemadam Kebakaran Kota Ambon akan bekerja keras bersama para guru untuk membersihkan kedua sekolah itu.

“Kita tergetkan secepatnya seluruh aktivitas pendidikan sudah berfungsi normal seperti semula,” ungkapnya.

Bantu Siswa Korban Bencana

Sementara itu kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Rabu (8/8), Kai­nama menjelaskan, Dinas Pendidikan akan segera melakukan pendataan terhadap anak-anak sekolah yang terkena bencana alam banjir dan tanah longsor.

“Pemkot telah mengusulkan kepada pemerintah pusat menyangkut banyaknya anak-anak sekolah yang terkena bencana serta fasilitas sekolah yang rusak akibat bencana,” jelasnya.

Dikatakan, bantuan yang nantinya diberikan tersebut berupa peralatan sekolah seperti seragam, buku serta segala keperluan sekolah lainnya.

“Mulai besok (hari ini-red) kita akan data jumlah siswa yang terkena bencana. Kita prediksikan mencapai ribuan orang. Kita akan berikan bantuan berupa perlengkapan sekolah. Kita tidak ingin bencana ini berdampak pada masa depan anak-anak. Pemkot akan tetap memperhatikan agar anak-anak di kota ini tetap melakukan proses belajar dengan baik,” katanya.

Sebelumnya diberitakan Infra­struktur SDN 24 dan SDN 39 di kawasan Skip, Kecamatan Sirimau maupun SMAN 8 Ambon, Kecamatan Leitimur Selatan, hingga kini masih rusak total dan penuh lumpur akibat diterjang banjir bandang, Rabu (1/8) lalu.

Akhirnya seluruh proses belajar mengajar pada dua sekolah tersebut menjadi lumpuh total, bahkan siswa diliburkan tanpa ada batas waktu yang ditentukan.

Kondisi sekolah tersebut juga sangat memprihatinkan karena sebagian besar halaman sekolah masih penuh dengan endapan lumpur dan hingga kini belum dibersihkan.

Bukan itu saja, peralatan meja dan kursi yang dipakai siswa untuk belajar ternyata sebagian besar patah akibat diterjang banjir. Beberapa meja dan kursi yang masih baik justru terpaksa digunakan sebagai jembatan penyeberangan antar satu blok ruangan ke blok ruangan yang lain karena halaman khususnya lapangan upacara masih penuh dengan endapan lumpur dan tumpukan sampah yang belum diangkut.

Bahkan para siswa kedua SD tersebut jika dipaksakan ke sekolah, maka bisa saja akan terjatuh dalam endapan lumpur maupun tumpukan sampah yang telah menimbulkan bau yang menyengat.

Endapan lumpur juga masih memenuhi areal sekolah bahkan ruang kelas SMAN 8 Ambon, di Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan. Akibat banyaknya lumpur dan material baik tanah maupun batu di dalam sekolah, mengakibatkan aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut terhambat. (S-35/S-26)

No comments:

Post a Comment