Thursday, June 7, 2012

Ancam Hentikan Bantuan ke Madrasah Kualitas Rendah

Ilustrasi

JAKARTA--Kementerian Agama (Kemenag) segera melakukan evaluasi  akreditasi terhadap sekolah-sekolah madrasah swasta di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mengontrol peningkatan kualitas pendidikan madrasah-madrasah. Tujuannya, tidak ada lagi madrasah yang kualitasnya di bawah standar minimal.


"Kita akan melakukan evaluasi akreditasi terhadap madrasah-madrasah. Kenapa? Karena kita ingin mengetahui, mana madrasah yang tidak bisa diangkat (akreditasinya) dan mana yang bisa. Kalau tidak menunjukkan ada peningkatan, maka kita hentikan bantuannya," ungkap Direktur Madrasah Kemenag, Dedi Djubaedi kepada JPNN di Jakarta, Selasa (5/6).

 Dirincikan, bantuan yang diberikan oleh Kemenag antara lain rehabilitasi fisik  ringan Madrasah Ibtidaiyah (MI) untuk  200 ruang dengan biaya masing-masing Rp 64 juta. Selain itu, rehabilitasi Madrasah Tsanawiyah (MTs) untuk 300 ruang dengan biaya masing-masing Rp 64 juta dan rehabbilitasi Madrasah Aliyah (MA) untuk 100 ruang dengan masing-masing biaya Rp 64 juta.

"Selain itu, juga ada Biaya Operasional Manajemen Mutu (BOMM) Madrasah Aliyah (MA) untuk  4.399 lokasi yang masing-masing Rp 15 juta," sebut Dedi.

Dedi menjelaskan, upaya pemerintah yang mungkin bisa dijadikan solusi untuk majunya madrasah, selain dengan  berbagai bantuan adalah melalui pemetaan madrasah, adalah akreditasi dan penegerian, yang  tentunya dengan persyaratan yang ketat.

"Upaya lain juga akan dilakukan yakni menyangkut  peningkatan kompetensi kepala madrasah, kompetensi guru dan tenaga kependidikan, serta program kegiatan kreatif lainnya. Misalnya, kompetsi sains madrasah, coloqium madrasah dan lain sebagainya. Saat ini tidak ada penurunan (akreditasi), tapi sebagian besar stagnan," paparnya.

Dedi menambahkan, pemerintah juga mempersilahkan jika madrasah swasta ingin mengubah status menjadi negeri. Asalkan, tegas Dedi, harus sesuai dengan syarat dan aturan yang berlaku.

"Salah satunya, jumlah muridnya tidak boleh di bawah rata-rata. Kalau cuma 10 orang, ya tidak bisa. Kita ingin membantu memang yang benar-benar membutuhkan dan sesuai dengan kriteria. Karena cukup banyak jumlah madrasah yang kita punya, yakni mencapai 65.375 madrasah. Ini harus selektif dalam memberikan bantuan," tukasnya. (Cha/jpnn)

No comments:

Post a Comment