Thursday, November 8, 2012

DPD RI: Pemerintah Harus Atasi Penambangan Emas di Buru


moluken.com
Anna Latuconsina, Anggota DPD RI
Ambon: Menyikapi dampak buruk dari praktek penambangan emas rakyat yang makin marak terjadi di Pulau Buru, Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD-RI), Anna Latuconsina, meminta pemerintah daerah segera bertindak guna mengatasi berbagai persoalan ekonomi dan sosial masyarakat yang terjadi akibat adanya penambangan emas di daerah itu.

Permintaan ini disampaikan setelah dirinya melakukan kunjungan kerja untuk masa reses anggota DPD-RI pada pekan lalu, sekaligus melihat secara langsung kondisi masyarakat di Bulau Buru, termasuk pengaruh buruk dari adanya penambangan rakyat yang kian hari makin tidak terkontrol.

Kepada pers di Ambon, kemarin, Anna menyebutkan, dampak buruk dari praktek penambangan emas sudah dirasakan masyarakat, bukan saja seputar ekonomi akibat terjadinya inflasi dan kemahalan atas seluruh harga barang, namun juga dampak sosial, penegakan hukum, serta dampak lingkungan.

Saat ini masyarakat mungkin memiliki penghasilan dari penambangan yang terjadi. Namun harus dipikirkan kelangsungan hidup anak–cucu mereka. Karena bahaya sangat mengancam di kemudian hari, kata Anna yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua komite III DPR-RI.

Akibat dari perputaran uang yang besar dari hasil tambang yang pelakunya lebih banyak berasal dari luar Maluku seperti Manado, Bombana dan Banyuwangi, menyebabkan harga semua barang termasuk bahan pokok menjadi sangat mahal. Harga BBM (Bahan Bakar Minyak) misalnya, meningkat tiga kali lipat dari harga normal. Ini pun berlaku pada harga barang lainnya.

“Kondisi ekonomi di kota Namlea dan sekitarnya sangat mencekik warga masyarakat, terkhususnya ibu rumah tangga karena harga semua kebutuhan pokok menjadi sangat mahal. Buruknya lagi, tidak semua warga masyarakat adalah penambang, namun semuanya merasakan dampaknya itu,” sesalnya.

Anna juga menambahkan, dampak sosial juga melanda Namlea dan lokasi-lokasi tambang rakyat seperti Gunung Botak dan Gogorea. Minuman keras beredar bebas, termasuk maraknya praktek prostitusi akibat dari menjamurnya para PSK di daerah ini. (SM)

No comments:

Post a Comment