Perpustakaan |
JAKARTA — Perhatian pemerintah terhadap penerbitan buku masih kurang, bahkan hampir tidak ada insentif untuk mendorong penerbitan buku. Akibatnya, minat baca masyarakat tetap rendah dan industri buku juga tidak berkembang.
Jumlah buku yang diterbitkan, misalnya, hanya sekitar 10.000 judul buku per tahun. Jumlah ini sama dengan Malaysia yang penduduknya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan Indonesia.
”Vietnam bahkan bisa menerbitkan 15.000 judul buku per tahun, Jepang 40.000, India 60.000, dan China sekitar 140.000 judul buku per tahun,” kata Ketua Umum Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) Cabang DKI Jakarta Afrizal Sinaro, Senin (18/6/2012).
Ia mengatakan hal itu dalam kunjungan ke Redaksi Kompas dan diterima Wakil Pemimpin Umum Kompas St Sularto. Kunjungan ini juga dalam rangka Jakarta Book Fair 2012 yang akan berlangsung di Istora Senayan Jakarta 23 Juni-1 Juli 2012.
Hikmat Kurnia, Wakil Ketua Ikapi Cabang Jakarta, mengatakan, dana pemerintah untuk perbukuan sebenarnya sangat besar, terutama untuk sekolah dan perpustakaan. Namun, kucuran dana ini tidak pernah dievaluasi dampaknya terhadap minat baca masyarakat.
M Anis Waswedan, Wakil Ketua II Ikapi Jakarta, dan Andreas Haryono, Kepala Bidang Pengembangan Budaya Baca Ikapi Jakarta, mengatakan, harga buku di Indonesia relatif mahal karena dikenai beragam pajak, mulai dari pajak kertas, pajak pendapatan penulis, hingga pajak buku. Harga buku bisa lebih murah jika pemerintah mau mengurangi pajak. (THY)
Sumber : http://edukasi.kompas.com
No comments:
Post a Comment