Kompas/Ilham Khoiri
Pulau Rinca, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur,
Senin (4/6/2012). Ini adalah salah satu habitat komodo.
|
LABUAN BAJO — Ekspedisi Cincin Api Kompas di Pulau Flores selama dua pekan akhirnya berujung di Kota Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Pada malam terakhir, Senin (4/6/2012), Tim Ekspedisi itu berbincang dengan Bupati Manggarai Barat Agustinus CH Dullah.
Selama dua pekan ini, Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas menelusuri jejak peradaban terkait dengan gunung berapi dan tsunami. Dimulai dari Kabupaten Sikka, tim menjejaki Gunung Egon yang pernah mengeluarkan debu tahun 2008 dan tsunami yang meluluhlantakkan Pulau Babi tahun 1992. Ada juga Pulau Palue yang merupakan pulau gunung berapi Gunung Rokatenda.
Beranjak ke Ende, tim mengunjungi Kampung Ndori di pelosok Ende yang memiliki budaya unik, termasuk legenda soal tsunami. Ke Kabupaten Ngada, tim terpikat budaya lokal kuno masyarakat di Soa. Menarik juga kopi arabika di Bajawa.
Di Manggarai, tim mengamati Gunung Anak Ranakah yang pernah meletus tahun 1987. Ini termasuk gunung api termuda di Indonesia. Kunjungan terakhir adalah Pulau Rinca, di Manggarai Barat, salah satu pulau yang menjadi habitat komodo, reptil raksasa yang berasal dari masa purba, sekitar 60 juta tahun lalu.
Semua rentetan liputan itu menggambarkan betapa Flores merupakan kawasan yang dianugerahi kekayaan alam, budaya, sekaligus ancaman bencana gunung meletus, gempa, dan tsunami. Semua itu perlu dikelola dengan tepat sehingga kehidupan masyarakat menjadi lebih berkualitas, sejahtera, dan sebisa mungkin menghindari bencana.
Sumber : http://regional.kompas.com
No comments:
Post a Comment