Sunday, April 29, 2012

Guru



Tulisan: Sriyanti Aco (Siswi MIN 1 Ambon)

Guru engkau adalah orang yang paling berjasa dalam hidupku.  Engkau bukan hanya guru saja tapi kami menganggap kalian seperti orang tua kami.  Berkat jasa-jasa kalian kami ada di depan dunia yang penuh pendidikan. 
Kami tidak tahu harus berterima kasih dengan cara apa?  Kami hanya bisa berterima kasih karena kalian selalu memberikan kami ilmu.  Kadang-kadang engkau marah dan lucu tapi kami tahu engkau seperti itu karena kalian menyayangi kami. Engkau selalu menasehati kami agar menjadi orang yang berguna di masa depan.  Kemudian kata-kata itu yang kami simpan di otak dan di hati.  Tanpa kalian kami tidak mengerti apa itu pendidikan. Rasa kasih sayang kalian kepada kami begitu besar, bahkan melewati ruang dan waktu.  Begitu sabarnya engkau menghadapi kami walaupun kami selalu membuat engkau kesal dan marah.  Tapi engkau hanya bisa menasehati kami. Semoga apa yang selama ini kalian berikan menjadi pedoman kami untuk menjadi orang yang lebih baik lagi.  Jasa-jasa mu akan selalu hidup dalam hatiku.  Oleh karena itu kami ucapkan terima kasih banyak atas pengorbanan kalian untuk kami. Tanpa kalian kami bukanlah siapa-siapa.  Dan semoga pengorbanan kalian selama ini tidak sia-sia.  Hanya dengan tulisan inilah kami mengucapkan terima kasih, kepada guru-guru yang selalu mendampingi kami hingga sekarang ini.

Tulisan ini diangkat dari hasil lomba mengarang antar siswa MIN 1 Ambon pada peringatan Hari Pendidikaan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2011.

Inilah potret guru di mata siswa. Sebuah ungkapan tulus dan tanpa paksaan yang ada di hati dan otak siswa.  Kemudian dituangkan dalam secuil tulisan yang sangat berkesan bagi seorang guru.  Sosok yang seharusnya diguguh dan ditiru.  Sosok yang seharusnya menjadi panutan. 

Sebagai bahan renungan menyambut Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2012.  Ada baiknya kita tunduk sejenak dan berpikir apa yang telah kita buat ? Dan apa yang hendak kita buat?  Bukan berpikir sebaliknya, apa yang telah  kita tuntut dan apa lagi yang hendak kita tuntut ? 

Guru adalah profesi yang menuntut kesabaran bukan kebesaran.  Maka jangan pernah menjadi seorang guru kalau hanya kebesaran, pamor, pencitraan diri, jabatan dan uang yang dikejar.  Tapi jadilah seorang guru yang bersih dari embel-embel di atas. 

Guru yang profesional bukanlah seorang guru yang menyandang sejumlah gelar, sertifikat dan segudang prestasi lainnya tanpa pernah mengaplikasikan ilmunya.  Tapi guru profesional adalah sosok yang mengerti kebutuhan siswanya dan berusaha mencari solusi alternatif untuk memenuhi kebutuhan siswanya.

Siswa tidak pernah menuntut gurunya harus memiliki segudang gelar dan setumpuk sertifikat.  Karena siswa hanya membutuhkan kenyamanan, kesenangan, kegembiraan dan rasa kasih sayang yang tulus ketika dia belajar. Inilah yang seharusnya menjadi pusat perhatian dari seorang guru. 

Akhirnya, untuk semua guru dan calon guru sudahkah anda menyadari status anda?  Sulit memang tapi inilah profesi yang kita pilih, dan dengan segala konsekwensi harus kita tanggung setiap resikonya….

Selamat merayakan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei 2012, semoga pendidikan di Indonesia bisa terus lebih baik dari tahun-tahun yang terlewati…..

No comments:

Post a Comment