Keindahan alam Wakatobi yang layak dijaga dan dipelihara |
Kendari - Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara, resmi menjadi Cagar Biosphir Bumi yang kedelapan di Indonesia. Sertifikat Cagar Biosphir Bumi itu telah diterima Bupati Wakatobi, Hugua, di Paris pada Rabu (11/07/2012) pukul 12.00 waktu setempat.
Cagar Biosphir adalah bentuk pengakuan lembaga dunia UNESCO terhadap kekayaan Biodiversity dan keunikan kawasan yang tidak dimilki oleh daerah lain, oleh karenanya maka mutlak masyarakat dan pemerintah setempat wajib mempertahankanya karena kalau tidak pengakuan tersebut akan dicabut dan akan menjadi kerugian yang tak terhingga bagi daerah dan negara .
Karena itu inti dari Cagar Biosphir adalah untuk jaminan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan semaksimal mungkin potensi daerah dengan tetap menjaga kelestarian sumber daya secara berkelanjutan. Wakatobi untuk masuk menjadi Cagar Biospir Bumi dimulai sejak 4 Tahun lalu (2009) dan secara konkrit pada pertemuan Dresden, 27 – 28 Juni 2011, Bupati Wakatobi Hugua didampingi Direktur Program MAB Indonesia, Prof. Dr. Ir. Y . Purwanto serta dari LIPI telah sukses meyakinkan Secretary MAB Programme UNESCO, Mr. N. Ishwaran. “Saat itu ada beberapa dokumen yang harus dilengkapi oleh pemerintah Wakatobi untuk dinominasikan menjadi Cagar Biosfir Bumi,” kata Hugua.
Selanjutnya pada pertemuan Advisory Commity MAB Program (2- 4 April) di Kantor Pusat UNESCO di Paris dimana Wakatobi diwakili oleh Ketua Bappeda Mr. Abdul Manan MsC, Wakatobi telah lulus (lulus tanpa syarat) menjadi Cagar Biosphir Bumi.
Dengan demikian Indonesia secara keseluruhan telah mempunyai delapan Cagar Bisphir. Cagar Biosphir yang ke 7 adalah Giam Siak Kecil – Bukit Batu di Riau tahun 2009 dan Wakatobi masuk ke 8 tahun 2012.
Atas keberhasilan itu, Bupati Hugua mendapat kesempatan menyampaikan pidato singkat di depan ratusan utusan negara-negara anggota UNESCO. “Ini pertanda bahwa upaya maksimal pemerintah dan masyarakat Wakatobi selama kurang lebih 4 tahun telah membuahkan hasil yang manis untuk kesejahteraan masyarakat Wakatobi, Sulawesi Tenggara dan Indonesia,” kata Hugua dalam surat elektroniknya kepada KendariNews.com.
The International Coordination Council Meeting 24 berlangsung dari tanggal 9 hingga 15 Juli 2012 di Buka oleh Secretary MAB Program UNESCO Mr. N. Ishwaran, dipimpin Prof. Dr. Boshra B, Salem dari Mesir selaku pimpinan International MAB coordination council.
Hari pertama pertemuan, Negara Ghana mengusulkan dan mendesak UNESCO untuk menjamin kesejahteraan rakyat lokal di sekitar Cagar Biosphir yang dapat menjamin kelestarian ekosistem dengan memoblisasi dana secukupnya dari semua penjuru dunia. Pernyataan yang sama dari utusan Israel yang menegaskan bahwa daerah Cagar Biosphir secara sadar atau tidak sadar telah menyanggah daerah tetangga, negara tetangga dan negara-negara di dunia dalam hal ketersedian oksigen dan unsur-unsur hayati lainya.
Oleh karenanya maka semua kabupaten atau daerah Cagar Biosphir sepatutnya mendapatkan dana memadai dari negara tempat Cagar Biosphir berada dan juga harus mendapatkan peningkatan jaminan dana yang memadai dari dunia international . Disinilah peran startegis UNESCO dalam memobilisasi sumber daya dunia secara memadai.
Di hari pertama itu pula, Bupati Wakatobi Ir. Hugua mewakili Indonesia menyampaikan pandangan tentang pentingnya MAB UNESCO melibatkan para pemimpin politik di daerah baik Bupati/Walikota dan DPRD karena masa depan Cagar Bisofir sangat ditentukan oleh komitment politik dan komitmen program Pemerintah dan DPRD yang memegam mandat program dan kuasa anggaran. Hal senada juga diperkuat oleh utusan dari Uni Eropa yang mengatakan bahwa kesuksesan Cagar Biosfir adalah bagaimana peran pemerintah lokal yang diperkuat oleh pemerintah nasional dan masyarakat international (Buttom up), bukan sebaliknya.
Sumber : http://www.kendarinews.com
Sumber : http://www.kendarinews.com
No comments:
Post a Comment