Oleh : Arsal Risal Tuasikal
(Sekretaris GP ANSOR Maluku )
“ISLAM IS A WAY OF LIFE, RULE OF THINKING AND STEP OF MIND“, Islam adalah sebuah tata nilai yang sangat sempurna, way of life sebagai jalan bagaimana seorang manusia hidup layaknya manusia dan hamba Allah SWT di dunia dan akhirat.
Rule of thinking mengelola kualitas dan kuantitas pemikiran manusia, dan tentu saja step of mind, mewarnai setiap langkah berfikir seorang muslim. Itulah sebabnya islam juga menghadirkan sejumlah ibadah cerdas dalam beragama. Salah satu ibadah cerdas adalah ibadah puasa yang dilaksanakan di bulan Ramadhan.
Perintah ibadah puasa di dalam Al-Quran pada surah Al-Baqarah 183 " Hai orang- orang yang beriman di wajibkan kepadamu berpuasa, sebaimana di wajibkan kepada orang- orang sebelum kamu, agar kamu menjadi menjadi orang bertaqwa”. Perintah ini menggambarkan dengan jelas bahwa jika seseorang berpuasa maka dia akan meraih gelar taqwa, tetapi perlu di ingat bahwa puasa untuk mendapatkan taqwa haruslah di lakukan secara istiqomah dan cerdas, karena sesungguhnya puasa dalam berbagai perspektif adalah ibadah cerdas, cerdas jasmani, cerdas rohani, cerdas duniawi dan cerdas ukhrawi.
Puasa membentuk cerdas jasmani dengan mengajarkan kepada umat muslim untuk mampu mengendalikan pola makan, mengekang nafsu makan pada ” limit rasional” sehingga tubuh mampu melaksanakan metabolisme dengan baik. Bukankan perut ini adalah tempat sampah yang besar jika kita tidak bijak mengelolanya, nasi, sate, rujak, coto, soda, kopi, sirup, coklat adalah tumpukan makanan yg bisa menjadi sampah jika tidak di kelola dengan bijak waktu dan cara memakannya,, itulah sebabnya ibadah puasa mengajarkan seseorang mengelola pola makan pada jasmaninya.
Puasa mendorong kecerdasan rohani, mencerdaskan qolbu dan menenteramkan jiwa.. Jika seseorang berpuasa maka dirinya tidak akan berlaku “bar-bar” berbuat buruk, maksiat bahkan kejahatan, dirinya sadar bahwa dirinya sedang di awasi oleh Allah Jallalah Tuhannya, maka dia akan menjaga konsistensi ketaqwaannya. Dia punya makanan, punya kesempatan makan tetapi dia tidak melakukannya karena tahu bahwa Allah jalallah mengawasi, hatinya menjadi tentram karena dia tahu Allah bersamanya.. Itulah cerdas rohani.
Ibadah puasa juga mengajarkan kecerdasan duaniawi, bahwa dalam rizqi yang kita peroleh ada hak orang lain, bahwa kebahagiaan hakiki adalah saat kita mampu memberikan yang terbaik yang kita miliki kepada orang lain, bukankah Nabi Muhammad SAW mengatakan ”Barangsiapa yang memberi makanan berbuka bagi orang berpuasa pahalanya sama dengan orang yang di beri makanan tersebut” hadist riwayat Muslim.
Kecerdasan yang menyadari bahwa jika kita kenyang maka pasti ada orang lapar, dan jika kita lapar dan memiliki harta akan sangat luar biasa jika kita berbagai dengan orang lain.
Puasa juga mengajarkan kecerdasan ukhrawi ( akhirat) kepada kita, bahwa ibadah puasa adalah perisai dari berbuat buruk, sebagai benteng bagi manusia dari melakukan keburukan bagi dirinya dan orang lain. Ibadah puasa juga memberikan hadiah istimewa bagi orang bertaqwa yaitu ampunan dari api neraka, sesuai sabda nabi Muhammad saw,, “barangsiapa berpuasa ramadhan dengan iman dan ikhlas maka maka diampuni dosanya yang telah lalu”.
Agama cerdas, yang menghasikan ibadah cerdas, pastilah akan mampu memproduksi manusia cerdas, maka setidaknya seorang muslim pasca ibadah akan memiliki kecerdasan STAF, kecerdasan SIDIQ, TABLIQ, AMANAH, FATONAH. Siddiq adalah kecerdasan kejujuran, tabliq adalag kecerdasan menyampaikan kebenaran, amanah adalah kecerdasan memegang teguh kebenaran dan fatonah adalah kecerdasan menyebarkan kasih sayang.
Marilah kita memulai ibadah puasa ini dengan bertekad untuk mengisi Bulan Ramadhan ini dengan semaksimal mungkin menggapai Obral Pahala dari Allah Jalallah, Allah Rabbul alamin. Ingatlah jika anda bukan orang sembarangan, janganlah beribadah sembarangan, beribadahlah sesuai syariat yang di ajarkan nabi Muhammad saw, ibadahlah hanya untuk mencari ridho Allah swt.
Dimuat dalam http://www.moluken.com post at 19/7-2012
No comments:
Post a Comment