Alwis Hamdal (22) tengah menyiram bibit cengkeh varietas afo di Desa
Marikurubu, Kecamatan Ternate Tengah, Ternate Maluku Utara, Rabu
(4/7/2012). Bibit cengkeh diperlukan karena puluhan ribu pohon rusak akibat
letusan Gunung Gamalama, 2011 lalu. (KOMPAS/PRASETYO EKO PRIHANANTO)
|
TERNATE - Letusan Gunung Gamalama pada 2011 lalu ternyata turut merusak puluhan ribu pohon pala dan cengkeh di Ternate. Pohon rempah yang jadi andalan warga Ternate itu rusak terkena abu vulkanik yang disemburkan gunung setinggi sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut itu.
"Akibat erupsi Gamalama, banyak pohon pala dan cengkeh yang rusak," kata Tatang Bachtiar, Kepala Seksi Perlindungan Pasca Panen dan Pemasaran Hasil Dinas Pertanian Ternate, Rabu (4/7/2012).
Data Dinas Pertanian Ternate menyebutkan, 11.297 pohon pala rusak atau mati, dan 12.824 pohon cengkeh rusak.
Dari pantauan Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas, perkebunan cengkeh dan pala banyak terdapat di lereng-lereng Gunung Gamalama, terutama di daerah Marikurubu, Kecamatan Ternate Utara.
Di desa ini terdapat cengkeh varietas Afo dengan usia hingga ratusan tahun. "Pohon cengkeh punya saya yang rusak sekitar 100 pohon. Dahannya patah semua karena tak kuat menahan beratnya hujan abu, tinggal batang pohonnya yang berdiri," kata Asman Ali (45), petani cengkeh di Air Tegetege, Marikurubu.
Sebagian besar pohon pala dan cengkeh yang rusak berada di Marikurubu. Di desa ini, 10.063 pohon pala dan 11.798 pohon cengkeh milik 333 kepala keluarga mengalami kerusakan akibat letusan Gamalama.
Menurut Asman, pohon cengkeh itu harus diganti karena. "Padahal ini sumber penghasilan utama kami," ujarnya. Penggantian cengkeh tidak mudah. Asman menyebut, untuk menunggu pohon berbuah, perlu waktu sekitar lima atau enam tahun.
Sumber : http://ekspedisi.kompas.com
No comments:
Post a Comment