Cengkeh, salah satu jenis rempah yang membuat nama Maluku terkenal
sejak jaman penjajahan.
|
Ambon - Dewan Rempah Indonesia sangat berkeinginan untuk mengembalikan kejayaan Maluku sebagai pusat rempah-rempah, bukan saja di mata nasional, tetapi di mata dunia internasional, pasca berbagai konflik kemanusiaan yang terjadi di daerah ini, beberapa waktu terakhir ini.
“Tujuan kami ingin mengembalikan kejayaan Maluku sebagai pusat rempah-rempah di mata nasional bahkan di internasional, termasuk juga meningkatkan pendapatan petani rempah karena ini akan menjadi program utama kami,” tandas Adi Sasono, kepada wartawan, usai bertemu dengan Gubernur Maluku KA Ralahalu di ruang kerjanya, Jumat (27/7).
Dikatakan, selama ini orang di luar Maluku menilai provinsi ini tidak aman dan seolah-olah ada konflik yang terus terjadi padahal ternyata sangat ramah invenstasi.
“Maluku merupakan daerah penghasil rempah-rempah harus mampu untuk membangun industri pengolahannya di sini sehingga jika dulu orang Maluku hanya mendapat tulangnya karena dagingnya diambil orang lain, maka sekarang tulang dan daging harus dimiliki oleh orang Maluku. Kami tidak ikut dalam pengolahan, namun kami akan mendukung tekad dari gubernur, kebetulan beliau ditugaskan untuk mengembangkan rempah-rempah di wilayah koridor VI MP3EI yang meliputi Papua dan Kepulauan Maluku,” katanya.
Sementara itu, Gubernur Maluku, KA Ralahalu mengatakan, dijadwalkan Sabtu (28/7) akan dilantik Dewan Rempah-Rempah Provinsi Maluku dan setelah pelantikan tersebut akan dilakukan penandatanganan bersama dan workshop untuk membangun dan mengembangkan kembali rempah-rempah di Maluku sebagai pusat unggulan rempah-rempah.
“Tekad kita untuk menjadikan Maluku sebagai pusat unggulan pala, cengkeh dan rempah-rempah yang lain. Semua itu akan dikoordinasikan oleh Dewan Pusat Rempah-Rempah, sehingga melalui riset dan perkembangan ke depan, Maluku akan kembali dikenal seperti zaman penjajahan dulu,” katanya. (S-16)
Sumber : http://siwalimanews.com
No comments:
Post a Comment