Ilustrasi |
Ambon : Warga yang bermukim di kawasan Batu Gajah Kecamatan Nusaniwe yang baru-baru ini ditimpa bencana longsor, kembali dibuat heboh dengan penemuan butiran berkilau yang diduga emas di bekas lokasi longsoran, Sabtu 12 Juli 2012 lalu.
Kabar ini kontan menjadi pembicaraan dari mulut ke mulut dan makin ramai, sehingga masyarakat berbondong-bondong dari pelosok Kota Ambon untuk mendatangi lokasi dimaksud. Meski harus melintasi medan yang cukup sulit dan rawan longsor, mereka terlihat sangat serius untuk melihat dari dekat lokasi yang berada di Batu Gajah Ambon itu.
Hingga hari minggu, kamrin, terlihat sebagian masyarakat baik yang bermukim di sekitar Batu Gajah maupun beberapa warga dari luar wilayah tersebut, mendatangi lokasi awal ditemukannya butiran batu berkilau tersebut, yakni di RT004/RW02.
Warga nampak penasaran untuk menyaksikan isu penemuan tambang emas tersebut, tanpa mempedulikan kondisi alam sekitar yang sangat rentan terhadap bahaya longsor, mereka bahkan terus saja menaiki bukit dan ingin mengetahui secara jelas. Bahkan warga yang rumahnya bertepatan dengan lokasi ditemukannya butiran batu berkilau itu telah melakukan penggalian berkarung-karung untuk membawa material batu bercampur tanah tersebut ke lokasi yang aman.
Salah satu warga Batu Gajah, yang juga merupakan pengungsi akibat bencana longsor, Odo Lilipaly, menuturkan, sejak isu menghebohkan tersebut tersebar Sabtu 21 Juli, memang membuat penasaran warga. Akan tetapi dirinya lebih memilih untuk tidak melakukan hal-hal seperti yang dilakukan sejumlah warga lainnya yakni penggalian tanah dan sebagainya.
“Menurut saya, itu bukan emas atau apapun. Ya mungkin fenomena Gunung Botak di Pulau Buru dan si pengusaha emas, Jacky Noya, sehingga kemudian menjadi heboh. Saya tahupun itu juga dari pemberitaan. Tetapi sekarang yang penting, kita lagi pikirkan, kita ini mau ditempatkan dimana? Mau itu tambang emas, permata kah atau intan, yang penting kepastian relokasi kita dulu,” ujarnya.
Berbeda dengan keterangan Lilipally, salah satu warga setempat, CH Ayal, menuturkan, heboh ini berawal karena ada butiran batuan yang sangat berkilau. Dari sini kemudian mengundang perhatian masyarakat sekitarnya. Untuk memastikan kebenaran tersebut, harus dibutuhkan alat uji atau sampel yang telah terbukti namun sayang warga sudah terlanjur memilih mengumpulkan butiran-butiran batu bercahaya tersebut. “Batu itu memang memancarkan cahaya dan berkilau,” tandasnya.
Tak berbeda jauh dengan Ayal, Ny Amelia Bremmer mengungkapkan penemuan tersebut sudah terjadi sejak zaman dahulu. Yang mana jauh sebelum daerah Batu Gajah ini dipadati penduduk, para leluhur yang telah mendiami kawasan tersebut pernah mengatakan bahwa di daerah Batu Gajah ada tambang berlian, namun berlian itu masih mentah, dan membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk bisa ditambang.
“Kalau memang apa yang dikatakan para leluhur seperti itu, dan baru terlihat pasca bencana ini, maka sudah seharusnya pemerintah melihat hal ini dengan serius,” tandasnya. (RA)
Sumber : http://www.moluken.com
Kabar ini kontan menjadi pembicaraan dari mulut ke mulut dan makin ramai, sehingga masyarakat berbondong-bondong dari pelosok Kota Ambon untuk mendatangi lokasi dimaksud. Meski harus melintasi medan yang cukup sulit dan rawan longsor, mereka terlihat sangat serius untuk melihat dari dekat lokasi yang berada di Batu Gajah Ambon itu.
Hingga hari minggu, kamrin, terlihat sebagian masyarakat baik yang bermukim di sekitar Batu Gajah maupun beberapa warga dari luar wilayah tersebut, mendatangi lokasi awal ditemukannya butiran batu berkilau tersebut, yakni di RT004/RW02.
Warga nampak penasaran untuk menyaksikan isu penemuan tambang emas tersebut, tanpa mempedulikan kondisi alam sekitar yang sangat rentan terhadap bahaya longsor, mereka bahkan terus saja menaiki bukit dan ingin mengetahui secara jelas. Bahkan warga yang rumahnya bertepatan dengan lokasi ditemukannya butiran batu berkilau itu telah melakukan penggalian berkarung-karung untuk membawa material batu bercampur tanah tersebut ke lokasi yang aman.
Salah satu warga Batu Gajah, yang juga merupakan pengungsi akibat bencana longsor, Odo Lilipaly, menuturkan, sejak isu menghebohkan tersebut tersebar Sabtu 21 Juli, memang membuat penasaran warga. Akan tetapi dirinya lebih memilih untuk tidak melakukan hal-hal seperti yang dilakukan sejumlah warga lainnya yakni penggalian tanah dan sebagainya.
“Menurut saya, itu bukan emas atau apapun. Ya mungkin fenomena Gunung Botak di Pulau Buru dan si pengusaha emas, Jacky Noya, sehingga kemudian menjadi heboh. Saya tahupun itu juga dari pemberitaan. Tetapi sekarang yang penting, kita lagi pikirkan, kita ini mau ditempatkan dimana? Mau itu tambang emas, permata kah atau intan, yang penting kepastian relokasi kita dulu,” ujarnya.
Berbeda dengan keterangan Lilipally, salah satu warga setempat, CH Ayal, menuturkan, heboh ini berawal karena ada butiran batuan yang sangat berkilau. Dari sini kemudian mengundang perhatian masyarakat sekitarnya. Untuk memastikan kebenaran tersebut, harus dibutuhkan alat uji atau sampel yang telah terbukti namun sayang warga sudah terlanjur memilih mengumpulkan butiran-butiran batu bercahaya tersebut. “Batu itu memang memancarkan cahaya dan berkilau,” tandasnya.
Tak berbeda jauh dengan Ayal, Ny Amelia Bremmer mengungkapkan penemuan tersebut sudah terjadi sejak zaman dahulu. Yang mana jauh sebelum daerah Batu Gajah ini dipadati penduduk, para leluhur yang telah mendiami kawasan tersebut pernah mengatakan bahwa di daerah Batu Gajah ada tambang berlian, namun berlian itu masih mentah, dan membutuhkan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk bisa ditambang.
“Kalau memang apa yang dikatakan para leluhur seperti itu, dan baru terlihat pasca bencana ini, maka sudah seharusnya pemerintah melihat hal ini dengan serius,” tandasnya. (RA)
Sumber : http://www.moluken.com
Berdasarkan litologi yang terdapat di daerah Batu Gajah, tidak terdapat indikasi terdapat batuan pembawa kandungan emas. Batuan di daerah Batu Gajah kemungkinan batuan metamorf yang sering kali kita jumpai mika 9 berkilauan).
ReplyDeleteThanks, atas info n pencerahannya. Semoga semakin menyadarkan kita semua bahwa tidak semua jenis bebatuan mengandung kadar emas, melainkan hanya bebatuan jenis tertentu saja.
Delete