Ambon ibukota Provinsi Maluku selain dikenal dengan kepariwisataannya, juga dikenal dengan kuliner serta cinderamata yang beragam seperti mutiara, miniatur perahu dari cengkeh serta biji pala dan kerajinan unik lainnya.
Pesona Ambon memang tak ada habisnya. Beragam tempat wisata dan atraksi budayanya dapat dinikmati. Wisatawan tinggal pilih, mau berwisata sejarah, berwisata pantai atau pun berwisata belanja.
Ambon memiliki magnet tersendiri bagi para pelancong yang ingin menikmati nuansa wisata yang berbeda. Terutama lautnya yang menjadi primadona bagi pecinta wisata bahari.
Iklim di Kota Ambon adalah iklim laut tropis dan iklim musim, karena letak Pulau Ambon di kelilinggi oleh laut. Oleh karena itu, iklim di sini sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim barat atau utara dan musim timur serta tenggara. Pergantian musim selalu diselingi oleh musim pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Musim barat umumnya berlangsung dari Desember sampai dengan Maret, sedangkan pada April merupakan masa transisi ke musim timur dan musim timur berlangsung dari Mei sampai dengan Oktober disusul oleh masa pancaroba pada Nopember yang merupakan transisi ke musim barat.
Letak Kota Ambon berada sebagian besar dalam wilayah Pulau Ambon, dan secara geografis terletak pada posisi: 3-4 Lintang Selatan dan 128-129 Bujur Timur, dimana secara keseluruhan Kota Ambon berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah.
Selain keindahan alam pesisirnya, Kota Ambon juga menawarkan ciri khas lain melalui berbagai cenderamatanya. Tepatnya di Jalan Tantui Ambon, terdapat pusat perbelanjaan berbagai cenderamata khas Ambon yang dikemas di “Pasar Ole-Ole, Tantui Ambon.
Tujuan awal didirikannya Pasar Ole-Ole yang letaknya berdekatan dengan Pasar Higienis ini, karena Pemerintah Kota (pemkot) Ambon maupun Pemerintah Provinsi (pemprov) Maluku berharap kedepannya tempat ini menjadi surga belanja bagi para wisatawan yang berwisata di Ambon.
Pasar Ole-Ole Tantui memiliki 21 kios. Kios-kios sudah selesai dibangun dan rencananya akan diresmikan menjelang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat nasional di Kota Ambon, Juni 2012 mendatang.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Kadis Perindag) Maluku, Angky Papilaya, menjelaskan, pembangunan pasar Ole-Ole didesain menjadi dua blok yakni A dan B, masing-masing dibiayai dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Pekerjaan blok A ditangani Pemprov Maluku, sedangkan blok B oleh Pemkot Ambon. Pembangunan telah dimulai sejak 2010. Pasar Ole-Ole menelan anggaran sebesar Rp5 miliar APBN masing-masing tahun anggraan 2010 Rp2 miliar dan 2011 Rp3 miliar.
Terlihat sepekan lalu, kios-kios di Pasar Ole-Ole mulai terisi. Kios mulai buka pukul 09.00- 19.00 malam. Umumnya ramai dikunjungi pada siang hingga sore hari. Banyak wisman yang berbelanja di tempat ini sebelum menuju pantai menikmati keindahan Teluk Ambon yang letaknya berdekatan.
Berbagai macam kerajinan seperti mutiara, gelang, baju kaos bertuliskan “Ambon Manise”, kemeja dan sebagainya bisa didapatkan di Pasar Ole-Ole. Begitu juga makanan ringan khas Ambon seperti bagia kenari, roti kenari, halua kenari, sarut. Untuk pedagang cenderamata banyak yang menjajakan berbagai aksesoris. Harga yang ditawarkan bervariasi mulai dari Rp 15.000-Rp 100.000. Wisatawan bisa menawar barang yang dijajakan tersebut. (AE)
Sumber : http://balagu.com
No comments:
Post a Comment