PONTIANAK - Tim Ekspedisi Khatulistiwa yang bertugas di Kabupaten Kapuas Hulu, wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, bekerja keras mengumpulkan data-data yang akan dihimpun sebagai bahan pembuatan buku Sejarah Nasional.
"Salah satu misi yang dilakukan oleh Tim Ekspedisi Khatulistiwa ini adalah menghimpun berbagai data yang diperlukan untuk pembuatan buku sejarah Nasional yang akan di serahkan kepada Kementrian Dalam Negeri," kata Wadansubkorwil 3 Putussibau, Mayor Infantri Muhammad Aidi, Selasa (22/5).
"Salah satu misi yang dilakukan oleh Tim Ekspedisi Khatulistiwa ini adalah menghimpun berbagai data yang diperlukan untuk pembuatan buku sejarah Nasional yang akan di serahkan kepada Kementrian Dalam Negeri," kata Wadansubkorwil 3 Putussibau, Mayor Infantri Muhammad Aidi, Selasa (22/5).
Ia menjelaskan ada beberapa misi yang di lakukan Tim Ekspedisi Khatulistiwa diantaranya, melakukan penjelajahan patok perbatasan dengan sektor penjelajahan sekitar 370 kilometer dan jumlah patok yang harus di jelajahi ialah 4004 patok.
"Misi kedua, melaksanakan penilitian sumber daya mineral yang ada di sektor Kapuas Hulu yang meliputi penelitian terhadap pertambangan dan perkebunan, di mana dalam melakukan penelitian ini tim bekerja sama dengan mahasiswa dan beberapa pakar. Sedangkan Misi ketiga, melaksanakan komunikasi sosial dalam rangka membangkitkan semangat kebangsaan," katanya.
Selain itu, tim tersebut juga melakukan pengobatan secara gratis setiap hari dengan sistem jemput bola yakni mendatangi masing-masing rumah betang yang ada di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia di Kabupaten Kapuas Hulu.
Selanjutnya, pembagian buku pelajaran secara gratis yang merupakan titipan dari donator yang ada di Jakarta, kerja bhakti penanaman pohon yang mencapai 15.000 batang pohon di lima kecamatan perbatasan, yaitu kecamatan Puring Kencana, Nanga Kantuk, Empanang, Badau dan Embaloh Hulu.
Kemudian pemberantasan buta huruf yang dilakukan tiga kali dalam seminggu di rumah-rumah betang. "Kegiatan pemberantasan buta huruf ini sudah mulai kami lakukan sejak pertama datang ke Kapuas Hulu pada tanggl 4 April lalu".
"Jumlah binaan kami sebanyak 82 orang. Kegiatan pemberantasan buta huruf ini kami lakukan di setiap rumah betang," tuturnya.
Dari data-data yang hasil penjelajahan ini akan di serahkan pada Kementerian Dalam Negeri yang dalam hal ini juga menaungi 12 kementerian lainnya, di mana data-data tersebut akan dipermanenkan dalam sebuah buku yang nantinya akan dijadikan buku sejarah nasional.
"Tanggal 1 Oktober nanti, buku sejarah nasional ini akan diserahkan kepada Presiden Republik Indonesia," kata Aidi.
Aidi menambahkan tim ekspedisi khatulistiwa ini berjumlah 103 personel yang terdiri dari TNI (AD, AU, AL),mahasiswa, kostrad dan wartawan. Tim itu akan menjalani tugasnya sekitar 3,5 bulan sejak kedatangannya. (Ant/OL-2)
Sumber : http://mediaindonesia.com
No comments:
Post a Comment