KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
ILUSTRASI: Suasana pelaksanaan ujian nasional hari pertama di SMAN 63
di kawasan Petukangan, Jakarta, Senin (16/4/2012).
|
"Datanya ada. Tahun lalu nilai rata-rata kelulusan di sekolah-sekolah itu 5,6, dan tahun ini menjadi 6,15. Itu terjadi karena kita melakukan intervensi. "
-- Mohammad Nuh
JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, intervensi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 154 sekolah dalam ujian nasional (UN) tahun ini membawa hasil positif. Hal tersebut dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, Kamis (24/5/2012), di Kemdikbud, Jakarta.
Nuh menjelaskan, berdasarkan hasil pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun lalu, diketahui ada beberapa sekolah memiliki angka kelulusan nol persen. Artinya, seluruh siswa di beberapa sekolah itu tidak lulus UN.
"Datanya ada. Tahun lalu nilai rata-rata kelulusan di sekolah-sekolah itu 5,6, dan tahun ini menjadi 6,15. Itu terjadi karena kita melakukan intervensi," klaim Nuh.
Lebih jauh ia memaparkan, presentase kelulusan UN di 154 sekolah itu secara otomatis juga melonjak tajam. Jika tahun lalu angka kelulusannya hanya sekitar 25 %, tahun ini angka kelulusannya mencapai sekitar 51 % .
"Jadi, intervensi yang kita lakukan tidak sia-sia," imbuhnya.
Dalam melakukan intervensi, Nuh melanjutkan, Kemdikbud banyak bermain di beberapa area, mulai meningkatkan motivasi siswa dan mutu tenaga pendidiknya, hingga pembenahan dan pembangunan infrastruktur pendukung.
"Sebanyak 50 persen siswa di Nusa Tenggara Timur tahun lalu tidak lulus UN. Tapi, setelah kita genjot melalui berbagai intervensi, tahun ini angka itu menurun, dan hanya 36 persen siswa SMA di NTT tidak lulus," ujarnya.
Untuk diketahui, tahun lalu ada beberapa sekolah yang seluruh siswanya tidak lulus UN. Salah satunya adalah SMA Abadi di Jakarta Utara. Terkait hal itu, Kemdikbud kemudian melakukan intervensi ke sekolah-sekolah lain di berbagai daerah yang dinilai memiliki angka kelulusan rendah.
Sumber : http://edukasi.kompas.com
Nuh menjelaskan, berdasarkan hasil pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun lalu, diketahui ada beberapa sekolah memiliki angka kelulusan nol persen. Artinya, seluruh siswa di beberapa sekolah itu tidak lulus UN.
"Datanya ada. Tahun lalu nilai rata-rata kelulusan di sekolah-sekolah itu 5,6, dan tahun ini menjadi 6,15. Itu terjadi karena kita melakukan intervensi," klaim Nuh.
Lebih jauh ia memaparkan, presentase kelulusan UN di 154 sekolah itu secara otomatis juga melonjak tajam. Jika tahun lalu angka kelulusannya hanya sekitar 25 %, tahun ini angka kelulusannya mencapai sekitar 51 % .
"Jadi, intervensi yang kita lakukan tidak sia-sia," imbuhnya.
Dalam melakukan intervensi, Nuh melanjutkan, Kemdikbud banyak bermain di beberapa area, mulai meningkatkan motivasi siswa dan mutu tenaga pendidiknya, hingga pembenahan dan pembangunan infrastruktur pendukung.
"Sebanyak 50 persen siswa di Nusa Tenggara Timur tahun lalu tidak lulus UN. Tapi, setelah kita genjot melalui berbagai intervensi, tahun ini angka itu menurun, dan hanya 36 persen siswa SMA di NTT tidak lulus," ujarnya.
Untuk diketahui, tahun lalu ada beberapa sekolah yang seluruh siswanya tidak lulus UN. Salah satunya adalah SMA Abadi di Jakarta Utara. Terkait hal itu, Kemdikbud kemudian melakukan intervensi ke sekolah-sekolah lain di berbagai daerah yang dinilai memiliki angka kelulusan rendah.
Sumber : http://edukasi.kompas.com
No comments:
Post a Comment