Ambon - Sejumlah guru di Kota Ambon hingga kini belum menerima kekurangan tunjangan sertifikasi yang sejak tahun 2011 belum diterima.
Anehnya, disaat mereka sementara menunggu kucuran tunjangan yang hingga kini semakin tak pasti, justru Dinas Pendidikan Kota Ambon membuat kebijakan yang membingungkan para guru.
Awalnya para guru disuruh membuka rekening di Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk menerima transfer tunjangan sertifikasi. Namun saat menunggu transfer tersebut, para guru ternyata mereka diinstruksikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Benny Kainama untuk membuka rekening baru lagi di Bank Tabungan Negara (BTN).
“Selama tahun 2011, kami belum memperoleh tunjangan sertifikasi. Bahkan dalam tahun ini saja kami sudah dua kali disuruh membuka rekening di bank yang berbeda,” ungkap sejumlah guru yang enggan namanya dikorankan kepada Siwalima, Kamis (10/5).
Mereka mengatakan, awalnya mereka disuruh membuka rekening di BRI Cabang Ambon, namun kemudian disuruh buka rekening baru lagi di salah satu BRI Unit dan kemudian disuruh pindah lagi ke BTN Cabang Ambon.
“Kami dari dulunya menerima sertifikasi yang masuk ke rekening masing-masing guru di BRI Cabang Ambon, namun dalam tahun 2012 ini sekitar bulan Januari kami disuruh buka rekening di salah satu BRI Unit. Kami ikuti saja, namun ternyata kami kembali disuruh buka rekening di BTN dengan informasi yang sama lagi katanya kekurangan tunjangan sertifikasi segera ditransfer. Buku rekening BRI saja masih kosong, baru disuruh lagi di BTN. Kami jadi bingung mana yang benar,” kata para guru tersebut.
Para guru ini mengeluhkan kinerja Dinas Pendidikan Kota Ambon yang membuat mereka bingung, karena justru sampai sekarang belum ada kepastian kucuran tunjangan sertifikasi yang sejak tahun 2011 belum dibayarkan. “Kami ikut saja instruksi untuk buka rekening di bank manapun juga namun yang terpenting kucurannya harus jelas,” jelas mereka.
Mereka menambahkan, kekurangan tunjangan guru non sertifikasi selama setahun kemarin sudah diperoleh, sementara tunjangan sertifikasi yang harusnya diperoleh tiap triwulan justru belum diterima sampai saat ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Benny Kainama yang dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selularnya, Kamis (10/5), mengatakan, untuk kekurangan sertifikasi selama tahun 2011 akan dibayarkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Maluku, karena dana tersebut berasal dari pusat.
Terkait instruksi membuka rekening baru pada bank yang berneda, Kainama mengatakan, kebijakan tersebut sebenarnya bertujuan untuk mempermudah para guru memperoleh kucuran tunjangan sertifikasi tersebut. “Kekurangan sertifikasi tersebut sudah jelas akan dibayarkan oleh Dinas Dikpora Provinsi Maluku, karena dana tersebut berasal pusat. Kita memang menginstruksikan para guru membuka rekening baru karena jumlah guru yang bersertifikasi sudah mencapai 2.000 guru sehingga sebaiknya rekening tidak terpusat di satu bank saja,” jelasnya. (S-19)
Sumber : http://siwalimanews.com
Anehnya, disaat mereka sementara menunggu kucuran tunjangan yang hingga kini semakin tak pasti, justru Dinas Pendidikan Kota Ambon membuat kebijakan yang membingungkan para guru.
Awalnya para guru disuruh membuka rekening di Bank Rakyat Indonesia (BRI) untuk menerima transfer tunjangan sertifikasi. Namun saat menunggu transfer tersebut, para guru ternyata mereka diinstruksikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Benny Kainama untuk membuka rekening baru lagi di Bank Tabungan Negara (BTN).
“Selama tahun 2011, kami belum memperoleh tunjangan sertifikasi. Bahkan dalam tahun ini saja kami sudah dua kali disuruh membuka rekening di bank yang berbeda,” ungkap sejumlah guru yang enggan namanya dikorankan kepada Siwalima, Kamis (10/5).
Mereka mengatakan, awalnya mereka disuruh membuka rekening di BRI Cabang Ambon, namun kemudian disuruh buka rekening baru lagi di salah satu BRI Unit dan kemudian disuruh pindah lagi ke BTN Cabang Ambon.
“Kami dari dulunya menerima sertifikasi yang masuk ke rekening masing-masing guru di BRI Cabang Ambon, namun dalam tahun 2012 ini sekitar bulan Januari kami disuruh buka rekening di salah satu BRI Unit. Kami ikuti saja, namun ternyata kami kembali disuruh buka rekening di BTN dengan informasi yang sama lagi katanya kekurangan tunjangan sertifikasi segera ditransfer. Buku rekening BRI saja masih kosong, baru disuruh lagi di BTN. Kami jadi bingung mana yang benar,” kata para guru tersebut.
Para guru ini mengeluhkan kinerja Dinas Pendidikan Kota Ambon yang membuat mereka bingung, karena justru sampai sekarang belum ada kepastian kucuran tunjangan sertifikasi yang sejak tahun 2011 belum dibayarkan. “Kami ikut saja instruksi untuk buka rekening di bank manapun juga namun yang terpenting kucurannya harus jelas,” jelas mereka.
Mereka menambahkan, kekurangan tunjangan guru non sertifikasi selama setahun kemarin sudah diperoleh, sementara tunjangan sertifikasi yang harusnya diperoleh tiap triwulan justru belum diterima sampai saat ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Benny Kainama yang dikonfirmasi Siwalima melalui telepon selularnya, Kamis (10/5), mengatakan, untuk kekurangan sertifikasi selama tahun 2011 akan dibayarkan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Maluku, karena dana tersebut berasal dari pusat.
Terkait instruksi membuka rekening baru pada bank yang berneda, Kainama mengatakan, kebijakan tersebut sebenarnya bertujuan untuk mempermudah para guru memperoleh kucuran tunjangan sertifikasi tersebut. “Kekurangan sertifikasi tersebut sudah jelas akan dibayarkan oleh Dinas Dikpora Provinsi Maluku, karena dana tersebut berasal pusat. Kita memang menginstruksikan para guru membuka rekening baru karena jumlah guru yang bersertifikasi sudah mencapai 2.000 guru sehingga sebaiknya rekening tidak terpusat di satu bank saja,” jelasnya. (S-19)
Sumber : http://siwalimanews.com
No comments:
Post a Comment