Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tingkat Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Luar Biasa (SLB)di Kota Ambon diwarnai kesalahan fatal yang dilakukan panitia ujian bentukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku.
Hari pertama pelaksanaan UN yang digelar, Senin (7/5), diikuti 6.224 siswa yang tersebar pada 202 SD, MI dan SLB di Kota Ambon. Seharusnya mereka mengikuti ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia, namun panitia justru mendistribusikan soal mata pelajaran Matematika.
Pelaksanaan UN tingkat SD/MI/SLB akan berlangsung selama tiga hari mulai 7-9 Mei. Hari pertama Bahasa Indonesia disusul Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di hari ketiga
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Benny Kainama kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Senin (7/5) mengakui ada beberapa sekolah di Kota Ambon yang mendapat distribusi soal yang salah. Sekolah-sekolah tersebut tidak memperoleh soal mata pelajaran Bahasa Indonesia yang seharusnya diujiankan pada hari pertama.
“Sekolah yang mendapat soal UN selain mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah SD Kristen Nania dan SD Inpres Latta Kecamatan Baguala,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, disekolah-sekolah tersebut ternyata memperoleh soal Matematika yang belum diujiankan di hari pertama. “Sampul soal ujian yang salah tersebut memang telah digunting, namun belum dibagikan karena diketahui bukan bahan ujian pada hari pertama,” jelasnya.
Dikatakan, soal ujian tersebut langsung diamankan dan diambil alih oleh pengawas independen.
“Memang ada beberapa sekolah yang mendapat distribusi soal selain Bahasa Indonesia. Soal ujian tersebut belum sempat dibuka, namun sampulnya sudah digunting dan langsung diamankan, sehingga masih dalam pengawasan pengawas tidak murni,” katanya.
Kainama juga mengaku, untuk menanggulangi kekeliruan tersebut, pihaknya langsung dilakukan koordinasi dengan panitia, sehingga distribusi soal mata pelajaran yang seharusnya diujiankan segera dilakukan.
Selain itu, menurut Kainama, beberapa sekolah di Kota Ambon juga terlambat memperoleh distribusi soal ujian.
“Banyaknya jumlah SD/MI dan SLB di Kota Ambon yang mencapai 202 sekolah menjadi faktor keterlambatan, mengingat bahan-bahan ujian disimpan di gugus dan selanjutnya didistribusikan ke sekolah-sekolah satu jam sebelum pelaksanan ujian dimulai,” ungkapnya
Pelaksanaan UASBN tingkat SD/MI/SLB tahun 2012 juga diwarnai dengan kurangnya Lembaran Jawaban Kerja (LJK).
“Ada beberapa sekolah seperti SD Negeri 18 Ambon di Karang Panjang dan SD Waimahu yang kekurangan LJK, namun melalui koordinasi akhirnya semua kekurangan tersebut sudah ditangani,” jelasnya.
Untuk mengantipasi agar kejadian yang terjadi pada hari pertama seperti kesalahan bagi soal maupun kekurangan LJK, Kainama mengatakan, pihaknya telah membentuk tim untuk selanjutnya melakukan koordinasi dengan Panitia Distribusi Bahan ujian dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Provinsi Maluku untuk mengatasi adanya kesalahan dalam distribusi bahan ujian.
“Apa yang terjadi ini kita ambil sebagai pengalaman. Kejadian ini jangan lagi terjadi pada ujian hari kedua dan ketiga. Harus diantisipasi dengan bahan cadangan,” ujarnya.
Terkait dengan kejadian kesalahan dalam distribusi soal ujian, ia mengatakan, tidak akan ada kebocoran soal ujian, karena soal yang salah didistribusikan dan sudah digunting sampul itu sudah diamankan di bawah pengawasan pengawasan indepen.
UN di SLB
Sementara itu, pelaksanaan UN di SLB Leleani I yang terletak di kawasan Mardika, Kecamatan Sirimau maupun SLB Leleani II di Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe juga berlangsung lancar.
Kepala SLB Leleani I, P Nirahua kepada Siwalima di ruang kerjanya, Senin (7/5) mengaku UN Tahun Pelajaran 2011/2012 di sekolah tersebut diikuti oleh dua siswa.
“UN Tahun Pelajaran 2011/2012 di SLB Leleani I diikuti oleh dua orang siswa yang berasal dari jurusan B (tuna rungu),” ungkapnya.
Ditambahkan, mata pelajaran yang diujiankan juga sama dengan sekolah biasa yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA.
Di SLB Leleani II, UN juga diikuti oleh dua orang siswa yang berasal dari jurusan B (tuna rungu) dan jurusan D (tuna daksa). “Memang ada satu siswa juga yang mengikuti ujian namun karena ia termasuk jurusan C (tuna grahita) maka hanya mengikuti ujian sekolah,” jelas Kepala SLB Leleani II, S Salhuteru kepada kepada Siwalima di ruang kerjanya, Senin (7/5).
Dikatakan, dua orang siswa yang mengikuti UN tersebut juga selama ini telah membawa nama Provinsi Maluku maupun Indonesia di sejumlah event olahraga.
“Marlin Maail pernah meraih medali perak lari 200 meter putri dan dua medali perunggu yaitu lompat jauh dan lari estafet di ajang Special Olympics Wolrd Summer di Athena-Yunani, 25 Juni-4 Juli 2011, sementara Aldri Oppier pernah meraih medali perak dan perunggu Pekan Olahraga Pelajar Cacat Tingkat Nasional (POPCANAS) 2009 serta medali perunggu POPCANAS 2011,” katanya.
Salhuteru menambahkan, jumlah soal yang diujian bagi setiap siswa SLB juga sama dengan siswa sekolah umum, yaitu 50 soal/mata pelajaran.
Hari pertama pelaksanaan UN yang digelar, Senin (7/5), diikuti 6.224 siswa yang tersebar pada 202 SD, MI dan SLB di Kota Ambon. Seharusnya mereka mengikuti ujian mata pelajaran Bahasa Indonesia, namun panitia justru mendistribusikan soal mata pelajaran Matematika.
Pelaksanaan UN tingkat SD/MI/SLB akan berlangsung selama tiga hari mulai 7-9 Mei. Hari pertama Bahasa Indonesia disusul Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di hari ketiga
Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon, Benny Kainama kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Senin (7/5) mengakui ada beberapa sekolah di Kota Ambon yang mendapat distribusi soal yang salah. Sekolah-sekolah tersebut tidak memperoleh soal mata pelajaran Bahasa Indonesia yang seharusnya diujiankan pada hari pertama.
“Sekolah yang mendapat soal UN selain mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah SD Kristen Nania dan SD Inpres Latta Kecamatan Baguala,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, disekolah-sekolah tersebut ternyata memperoleh soal Matematika yang belum diujiankan di hari pertama. “Sampul soal ujian yang salah tersebut memang telah digunting, namun belum dibagikan karena diketahui bukan bahan ujian pada hari pertama,” jelasnya.
Dikatakan, soal ujian tersebut langsung diamankan dan diambil alih oleh pengawas independen.
“Memang ada beberapa sekolah yang mendapat distribusi soal selain Bahasa Indonesia. Soal ujian tersebut belum sempat dibuka, namun sampulnya sudah digunting dan langsung diamankan, sehingga masih dalam pengawasan pengawas tidak murni,” katanya.
Kainama juga mengaku, untuk menanggulangi kekeliruan tersebut, pihaknya langsung dilakukan koordinasi dengan panitia, sehingga distribusi soal mata pelajaran yang seharusnya diujiankan segera dilakukan.
Selain itu, menurut Kainama, beberapa sekolah di Kota Ambon juga terlambat memperoleh distribusi soal ujian.
“Banyaknya jumlah SD/MI dan SLB di Kota Ambon yang mencapai 202 sekolah menjadi faktor keterlambatan, mengingat bahan-bahan ujian disimpan di gugus dan selanjutnya didistribusikan ke sekolah-sekolah satu jam sebelum pelaksanan ujian dimulai,” ungkapnya
Pelaksanaan UASBN tingkat SD/MI/SLB tahun 2012 juga diwarnai dengan kurangnya Lembaran Jawaban Kerja (LJK).
“Ada beberapa sekolah seperti SD Negeri 18 Ambon di Karang Panjang dan SD Waimahu yang kekurangan LJK, namun melalui koordinasi akhirnya semua kekurangan tersebut sudah ditangani,” jelasnya.
Untuk mengantipasi agar kejadian yang terjadi pada hari pertama seperti kesalahan bagi soal maupun kekurangan LJK, Kainama mengatakan, pihaknya telah membentuk tim untuk selanjutnya melakukan koordinasi dengan Panitia Distribusi Bahan ujian dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Provinsi Maluku untuk mengatasi adanya kesalahan dalam distribusi bahan ujian.
“Apa yang terjadi ini kita ambil sebagai pengalaman. Kejadian ini jangan lagi terjadi pada ujian hari kedua dan ketiga. Harus diantisipasi dengan bahan cadangan,” ujarnya.
Terkait dengan kejadian kesalahan dalam distribusi soal ujian, ia mengatakan, tidak akan ada kebocoran soal ujian, karena soal yang salah didistribusikan dan sudah digunting sampul itu sudah diamankan di bawah pengawasan pengawasan indepen.
UN di SLB
Sementara itu, pelaksanaan UN di SLB Leleani I yang terletak di kawasan Mardika, Kecamatan Sirimau maupun SLB Leleani II di Desa Latuhalat, Kecamatan Nusaniwe juga berlangsung lancar.
Kepala SLB Leleani I, P Nirahua kepada Siwalima di ruang kerjanya, Senin (7/5) mengaku UN Tahun Pelajaran 2011/2012 di sekolah tersebut diikuti oleh dua siswa.
“UN Tahun Pelajaran 2011/2012 di SLB Leleani I diikuti oleh dua orang siswa yang berasal dari jurusan B (tuna rungu),” ungkapnya.
Ditambahkan, mata pelajaran yang diujiankan juga sama dengan sekolah biasa yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA.
Di SLB Leleani II, UN juga diikuti oleh dua orang siswa yang berasal dari jurusan B (tuna rungu) dan jurusan D (tuna daksa). “Memang ada satu siswa juga yang mengikuti ujian namun karena ia termasuk jurusan C (tuna grahita) maka hanya mengikuti ujian sekolah,” jelas Kepala SLB Leleani II, S Salhuteru kepada kepada Siwalima di ruang kerjanya, Senin (7/5).
Dikatakan, dua orang siswa yang mengikuti UN tersebut juga selama ini telah membawa nama Provinsi Maluku maupun Indonesia di sejumlah event olahraga.
“Marlin Maail pernah meraih medali perak lari 200 meter putri dan dua medali perunggu yaitu lompat jauh dan lari estafet di ajang Special Olympics Wolrd Summer di Athena-Yunani, 25 Juni-4 Juli 2011, sementara Aldri Oppier pernah meraih medali perak dan perunggu Pekan Olahraga Pelajar Cacat Tingkat Nasional (POPCANAS) 2009 serta medali perunggu POPCANAS 2011,” katanya.
Salhuteru menambahkan, jumlah soal yang diujian bagi setiap siswa SLB juga sama dengan siswa sekolah umum, yaitu 50 soal/mata pelajaran.
Sumber : http://balagu.com
No comments:
Post a Comment