KOMPAS/RADITYA MAHENDRA YASA
Ilustrasi: guru di daerah
|
Supriadi Rustad, Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta, Jumat (24/8), mengatakan, pada gelombang pertama perekrutan sarjana pendidikan untuk program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) 2012 terdaftar lebih dari 3.000 orang.
”Namun, yang lolos hanya sekitar 900 orang,” katanya.
Menurut Supriadi, seleksi memang dilakukan secara ketat karena ingin mendapatkan calon guru yang berkualitas. Apalagi, peserta yang lolos seleksi SM3T nantinya akan diikutkan Pendidikan Profesi Guru (PPG) sehingga diprioritaskan dalam perekrutan guru oleh pemerintah daerah ataupun untuk sekolah swasta.
Ia menambahkan, 20-30 persen pendaftar gagal dalam persyaratan administrasi. Data mahasiswa, misalnya, tidak tercatat di basis data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. ”Bisa jadi masalah ada di perguruan tingginya, kenapa mahasiswa sampai tidak terdata,” ujarnya.
Pada tes online, peserta mengikuti tes dengan materi sesuai bidang studi. Pada tahap ini pun banyak peserta yang gagal memenuhi syarat.
Rp 2 juta per bulan
Sarjana pendidikan yang ikut program SM3T ditempatkan di daerah terpencil selama setahun dan mendapat honor Rp 2 juta per bulan serta insentif Rp 500.00 per bulan. Mereka juga ditawari untuk ikut PPG di 17 lembaga pendidikan tenaga kependidikan sehingga memiliki sertifikat pendidik, yang berarti berhak mendapat tunjangan profesi guru.
Secara terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohamad Nuh mengatakan, program SM3T ini merupakan jalan pintas untuk memenuhi kebutuhan guru yang kurang di daerah terdepan, tertinggal, dan terluar. Program ini akan dilakukan lima periode sampai penyiapan guru lewat PPG berjalan dengan baik. (ELN)
Sumber : http://edukasi.kompas.com
No comments:
Post a Comment