Wednesday, February 6, 2013

Lembah Harau, Pesona Air Terjun dan Dinding Batu Cadas


KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Pemandangan lahan persawahan di Lembah Harau, Kabupaten 
Lima Puluh Kota, Sumatera Barat
Pariwisata Sumatera Barat memang luar biasa. Alamnya indah dan masih alami. Tengoklah Lembah Harau di Kabupaten Lima Puluh Kota dengan ibukotanya Payakumbuh. Payakumbuh merupakan daerah penghasil telur terbesar di Sumbar. 

Lembah Harau mempunyai sembilan air terjun atau sarasah yang memesona. Yang membingungkan adalah kita tidak akan menemukan dataran rendah atau tinggi disini.  Semuanya rata, anehnya daerah ini tidak pernah mengalami kebanjiran.

Saat melewati Lembah Harau, pengunjung seperti dikepung tebing dan batu cadas berwarna kemerah-merahan yang tingginya mencapai 100-200 meter. Luar biasa! Memasuki kawasan ini mata Anda akan dimanjakan betapa indahnya panorama di lembah ini. Ketika menyusuri jalanan diapit tebing, di kiri-kanan sawah dan pohon yang masih hijau dan rimbun. Selain tingginya tebing, hal yang menarik sudah pasti air terjun yang mengalir deras.

Tak aneh kalau anak-anak sekolah pada siang itu beramai-ramai mengunjungi air terjun untuk sekadar kumpul bersama teman atau merasakan segarnya air terjun di sana.

Menurut legenda, dulunya di atas tebing berdiri sebuah kerajaan. Sedangkan lembahnya merupakan lautan. Suatu hari, putri kerajaan terjun ke laut karena tak diizinkan menikah dengan lelaki pilihannya. Sang raja lantas memerintahkan rakyatnya mencari sang putri. Namun hingga laut dikeringkan, jenazah sang putri tetap tak ditemukan. Kini laut yang menjadi daratan itu kini dikenal sebagai Lembah Harau.

KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Anak-anak mandi di air terjun Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, 
Sumatera Barat. Air terjun tersebut merupakan salah satu daya tarik wisata 
di kabupaten ini.
Berdasarkan survei yang dilakukan Tim Geologi Jerman yang meneliti jenis bebatuan yang terdapat di Lembah Harau pada tahun 1980 menyebutkan bahwa batuan yang ada sejenis bebatuan yang umumnya terdapat di dasar laut.

Sembilan air terjun di Lembah Harau ini memiliki ketinggian yang berbeda-beda, yakni antara 50-90 meter. Air terjun tersebut mengalir dari atas jurang yang membentang di sepanjang Lembah Harau.

Harau diyakini berasal dari kata ‘parau’, istilah lokal yang artinya suara serak. Dulu, penduduk yang tinggal di atas bukit sering menghadapi banjir dan longsor sehingga menimbulkan kegaduhan dan kepanikan. Penduduknya sering berteriak histeris dan akhirnya suara mereka parau. Dengan suara penduduk yang parau didengar maka daerah tersebut dinamakan ‘orau’ lantas berubah menjadi ‘arau’. Lama kelamaan penyebutan lebih sering menjadi ‘harau’.

KOMPAS IMAGES/I MADE ASDHIANA
Pesona salah satu air terjun dari sembilan air terjun di Lembah Harau, 
Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat
Di Lembah Harau ini terdapat air terjun bernama Bunta Waterfall atau secara lokal disebut Sarasah Bunta. Air terjun ini mengalirkan air dari dataran tinggi dengan tiga air terjun lainnya. Sarasah Bunta ini mempunyai air terjun yang berunta-unta indah. Saat terpancar sinar matahari seperti bidadari sedang mandi sehingga dinamakan Sarasah Bunta.

Air terjun Sarasah Bunta pertama kali dibuka tanggal 14 Agustus 1926 oleh Asisten Residen Lima Puluh Kota F. Rinner bersama Tuanku Laras Datuk Kuning Nan Hitam dan Asisten Demang Datuk Kodoh Nan Hitam. Prasasti penanda ini mengisyaratkan keindahan air terjun Sarasah  Bunta.

Sementara di Sarasah Aie Luluih, airnya mengalir melewati dinding batu dan di bawahnya mempunyai kolam tempat mandi alami yang asri. Ada kepercayaan masyarakat setempat bila mandi atau membasuh muka di sini dapat mengobati penyakit dan menjadikan wajah cantik serta awet muda.


KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES
Pemandangan lahan persawahan di Lembah Harau, Kabupaten 
Lima Puluh Kota, Sumatera Barat
Di Sarasah Murai, sering pada siangnya burung murai mandi sambil memadu kasih sehingga masyarakat menamakan Sarasah Murai.

Hal lain yang menarik dari Lembah Harau adalah lembah echo, yaitu sebuah lokasi yang jika Anda berteriak, maka teriakan Anda akan memantul di dinding tebing dan menghasilkan gema atau echo. Silakan Anda bebas berteriak berulang-ulang di titik ini.

Dari Bukittinggi, Lembah Harau berjarak sekitar 47 kilometer. Kalau dari Padang sekitar 138 Km yang memakan waktu 3 jam. Memang tersedia juga transportasi umum. Namun lebih memudahkan jika Anda menggunakan mobil pribadi.

Sumber : http://travel.kompas.com


No comments:

Post a Comment