Jakarta -- Sebanyak 173 kabupaten/kota di Indonesia belum menuntaskan Angka Partisipasi Kasar (APK), atau berada di bawah 95 persen. Dari APK tersebut, terdapat 138.560 anak usia 13-15 tahun jenjang Sekolah Menengah Pertama belum terlayani pendidikan dengan baik. Untuk memaksimalisasi layanan, sebanyak 1.514.330 ruang kelas baru, atau setara dengan 1.516 sekolah baru dibutuhkan untuk dibangun.
Dengan data tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menjalin kerjasama dengan pemerintah Australia untuk membangun kebutuhan sekolah di 173 kabupaten/kota di Indonesia. Di bawah naungan Program Kemitraan Pendidikan Australia Indonesia (KPAI), sebanyak 1.406 sekolah SMP atau setara dengan sekitar 300.000 bangku SMP baru akan dibangun secara bertahap.
"Pada tahun ini, pembangunan mencakup 307 sekolah, yang terdiri dari 160 unit sekolah baru (USB), dan 147 SD-SMP Satu Atap. Tahun lalu, sebanyak 451 sudah tuntas," terang Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kemdikbud Thamrin Kasman, seusai acara penandatanganan perjanjian kerjasama Pemberian Bantuan Program Pembangunan USB SMP dan Pengembangan SD-SMP Satu Atap di Kemdikbud, Senin (29/4).
Untuk anggaran, Staf Ahli Mendikbud Bidang Sosial dan Ekonomi Pendidikan Taufik Hanafi mengungkapkan, "APBN untuk bangunan hampir 500 miliar, karena intervensi tidak hanya bangunan fisik, tapi juga kelengkapan." Perwakilan pemerintah Australia Jacqui de lacy pun menambahkan bahwa bantuan dana yang digelontorkan adalah 500 juta dolar australia untuk rentang waktu 5 tahun.
Mekanisme partisipasi masyarakat akan dilakukan dalam proses pelaksanan pembangunan. Maksudnya, pemerintah kabupaten/kota akan melakukan pengawasan terhadap implementasi agar sesuai dengan kesepakatan bersama. (GG)
Sumber : kemdiknas.go.id
No comments:
Post a Comment