Thursday, March 28, 2013

Festival Tidore 2013 Sarana Promosi Produk Wisata dan Budaya


dok. kompas
Tari cakalele, dengan latar belakang panji-panji kebesaran Kesultanan 
Tidore, diperagakan saat upacara Hari Jadi Ke-904 Kota Tidore 
Kepulauan di lapangan Kadaton (Keraton) Tidore, Pulau Tidore, 
Maluku Utara, 12 April 2012.
JAKARTA - Festival Tidore 2013 di Tidore, Maluku Utara, 1-12 April 2013 ditargetkan mampu menarik lebih banyak kunjungan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.

"Festival Tidore menjadi sarana penting dalam mempromosikan destinasi, produk-produk wisata alam, seni, budaya, adat-istiadat, sejarah, serta kuliner  sekaligus sebagai trigger untuk merangsang perekonomian rakyat setempat," kata Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Esthy Reko Astuty di Jakarta, Rabu (27/3/2013), dalam jumpa pers Festival Tidore 2013.

Festival Tidore merupakan pesta rakyat yang menampilkan acara ritual seperti prosesi Dowari untuk mengawali setiap kegiatan adat serta Soa Romtoha sebagai ritual pertemuan lima warga untuk mengantar air menggunakan rau yang diambil dari puncak Gunung Kie Matabu untuk dipersatukan dalam bambu.

Selain itu akan ditampilkan pertunjukan debus, Ratib Haddad Faraj/Sahadat Boso Kene, doa bersama, serta prosesi keselamatan bagi masyarakat. "Kami memberikan dukungan terhadap penyelenggaraan festival ini sebagai salah satu upaya untuk mempromosikan destinasi wisata di kawasan timur Indonesia," kata Esthy.

Kadis Pariwisata Kota Tidore, Asrul Sani mengatakan selama ini Tidore lebih banyak dikunjungi wisatawan dari Belanda, Australia, Spanyol, dan Portugal dalam kaitan studi antropologi dan sosiologi.

"Tahun lalu kita bisa menjaring 1.000 wisatawan melalui penyelenggaraan acara ini. Tahun ini kita targetkan Festival Tidore bisa menjaring wisatawan hingga 2.000 orang," katanya.

Tahun ini merupakan kali kedua festival dilaksanakan dan dinilai telah mampu menjadi acara unggulan untuk mempromosikan kepariwisataan dan ekonomi kreatif serta budaya masyarakat Tidore.

Festival Tidore 2013 mengangkat tema Restorasi Budaya Menuju Masyarakat Berkarakter Budi Se Bahasa, Ngaku Se Rasai, Cing Se Cingari dalam Bingkai Loa Se Banari yang berarti tata krama dalam berbicara, tata krama dalam berperilaku, rendah hati dalam kebenaran dan keadilan. Acara itu sekaligus untuk menyambut hari jadi Kota Tidore Kepulauan ke-905.

Wali Kota Tidore, Achmad Mahifa mengatakan acara pembukaan festival akan dimeriahkan dengan kirab agung Kesultanan Tidore dan karnaval budaya, pameran arsip dan foto Kesultanan Tidore, pameran ekonomi kreatif, serta lomba Kabata sebagai keanekaragaman budaya di Indonesia.

Menurut Mahifa, Tidore mempunyai seribu masjid dan rumah adat dengan atraksi ritual masyarakat yang masih terpelihara dengan baik. "Selain alamnya yang indah, Tidore memiliki atraksi budaya yang beragam dan menarik," katanya.

Ia mengatakan, akses ke Tidore saat ini semakin mudah yakni hanya lima menit menggunakan kapal dari Ternate. Sedangkan untuk akomodasi Pemda Tidore lebih banyak mengembangkan fasilitas homestay dengan melibatkan masyarakat.

Festival Tidore 2013 akan berakhir dengan upacara puncak hari jadi Tidore ke-905 yang berlangsung pada 12 April 2013 di mana pada hari yang sama akan digelar acara akbar Bobata Se Syara Kesultanan Tidore.

Esthy mengatakan perlunya pengembangan strategi khusus untuk mempromosikan Tidore. "Tidore sangat potensial dari sisi pariwisata namun karena infrastruktur masih terbatas maka perlu strategi khusus untuk mempromosikan daerah ini," katanya.

Potensi pariwisata Tidore meliputi spot diving yang menarik, wisata sejarah dengan delapan benteng, wisata ziarah, agrowisata di pegunungan, air panas Kesahu, batik khas Tidore bergambar lumba-lumba Kahiya Masolo, serta Pulau Mare seluas 600 meter persegi yang merupakan habitat lumba-lumba.

Sumber : antara

No comments:

Post a Comment