Thursday, September 5, 2013

Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia

Masjid Agung Baiturahman Aceh salah satu peninggalan Islam di 
Indonesia
Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia ini merupakan bukti penyebaran agama Islam di Indonesia. Islam masuk ke Indonesia diperkirakan pada abad ke-7 M dan baru pada abad ke-13 M terbentuk kerajaan-kerajaan Islam. Islam dibawa oleh pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina.

Agama dan kebudayaan Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Perkembangan ini berawal dari masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah pesisir pantai. Dari pesisir pantai inilah agama Islam di kembangkan ke pedalaman. Perkembangan ke daerah ditujukan kepada kalangan istana yaitu raja, keluarga raja, dan kaum bangsawan.


Jika raja sudah masuk Islam maka rakyat akan mengikutinya karena rakyat di daerah pedalaman sangat patuh terhadap perintah raja. Kerajaan-kerjaan Islam inilah semakin lama semakin berkembang dan meninggalkan warisan yang sanagat berharga pada kita sebagai bukti penyebaran agama Islam pada waktu itu.

Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia antara lain bisa kita lihat dari peninggalan seperti: masjid, keraton, kaligrafi, batu nisan, karya sastra, seni pertunjukan, dan tradisi keagamaan.

Masjid

Sejarah perkembangan kerajaan Islam di Indonesia banyak di dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat setempat begitu juga dalam hal seni arsitektur misalnya dalam pembangunan tempat ibadah umat Islam kita bisa menemukan masjid-masjid yang ada di nusantara mengadopsi kebudayaan masyarakat dalam proses pembangunannya.
Berikut ini adalah contoh masjid peningggalan kerajaan Islam di Indonesia, di antaranya:

Masjid Agung Demak

Masjid ini berlokasi di Demak. Pembangunan mesjid ini merupakan perintah Wali Songo dan dipimpin oleh Sunan Kalijaga, salah satu tokoh Wali Songo yang dikenal sebagai penyebar Islam di pulau Jawa. Salah satu keunikan Masjid Agung Demak adalah tidak memiliki menara dan salah satu tiangnya terbuat dari susunan tatal.

Tiang dari tatal ini kemudian diganti ketika Masjid Agung Demak dipugar pada tahun 1980. Potongan tiang tatal ini masih tersimpan di bangsal belakang masjid. Berbeda dengan masjid-masjid yang ada sekarang, atap masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun.

Semakin ke atas atapnya makin kecil. Jumlah atap tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang menyangga atap tumpang.
Pada bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk menambah keindahan bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin mengumandangkan adzan ketika tiba waktu salat.

Sebelum azan dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau beduk. Sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa ciri khas dari bangunan masjid kuno di nusantara adalah sebagai berikut:
  1. Di sekitar masjid (kecuali bagian barat) biasanya terdapat tanah lapang (alun-alun).
  2. Letak masjid tepat di tengah-tengah kota atau dekat dengan istana.
  3. D ikiri kanan masjid terdapat menara sebagai tempat menyerukan panggilan shalat.
  4. Di dalam masjid terdapat barisan tiang yangmengelilingi tiang induk yang disebut soko guru.
  5. Atap masjid awalnya beratap tumpeng.
  6. Halaman masjid dikelilingi pagar tembok dengan satu atau dua pintu gerbang.
  7. Mesjid memunyai denah bujur sangkar. Selain itu arsitektur bangunan masjid yang merupakan perpaduan antara seni bangun dari berbagai kawasan dunia Islam dan kebudayaan setempat.
Contoh bangunan Masjid Agung Cirebon, Masjid Agung Banten dan Menara Kudus yang mengadopsi kebudayaan setempat. Contoh lainnya, bentuk bangunan gerbang Masjid Sumenep yang mengadopsi gaya Portugis. Adapun gaya India dan Eropa tampak pada arsitektur Masjid Penyengat dan Masjid Baiturrahman.

Keraton

Adalah tempat untuk melakukan kegiatan-kegiatan penting yang menyangkut urusan kerajaan. Di keraton, Sultan beserta keluarganya tinggal. Keraton dibangun sebagai lambang pusat kekuasaan pemerintahan. Keraton Islam di Nusatara memiliki ciri-ciri khusus, antara lain:
  • Di depan keraton biasanya terdapat lapangan luas yang disebut alun-alun.
  • Bangunan utama keraton dikelilingi pagar tembok, parit atau sungai kecil buatan.

Kasultanan Yogyakarta

Istana adalah tempat tinggal raja atau sultan beserta keluarganya. Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana sebenarnya karena pengaruh Hindu dan Buddha.
Setelah Islam masuk, tradisi pembangunan istana masih berlangsung. Akibatnya, pada bangunan istana yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Budha masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa Istana tinggal beberapa saja.

Kaligrafi

Kaligrafi adalah seni menulis indah dengan merangkai huruf-huruf Arab atau ayat-ayat suci Al-Qur’an sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Biasanya yang menjadi objek seni kaligrafi adalah tokoh manusia, tumbuhan atau binatang. Contoh kaligrafi antara lain sebagai berikut:
  • Kaligrafi pada batu nisan.
  • Kaligrafi bentuk wayang dari Cirebon.
  • Kaligrafi bentuk hiasan.

Kaligrafi di Makam Ratu Nahrasiyah

Kaligrafi adalah tulisan indah dalam huruf Arab. Tulisan tersebut biasanya diambil dari ayat-ayat suci Al Quran. Kaligrafi digunakan sebagai hiasan dinding masjid, batu nisan, gapura masjid dan gapura pemakaman. Batu nisan pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan pada makam Fatimah binti Maimun di Leran, Surabaya. Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di gapura makam Sunan Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja Mataram, Demak, dan Gowa.

Karya Sastra

Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia yang berbentuk karya sastra bercorak Islam di Nusantara dapat dibagi ke dalam empat kelompok, yaitu:
  • Hikayat
  • Babad
  • Syair
  • Suluk
Kesusastraan Islam berkembang di Jawa dan Sumatra. Peninggalan karya sastra yang bercorak Islam adalah suluk dan hikayat. Suluk dan hikayat ada yang ditulis dalam bahasa daerah ada juga yang ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga suluk yang diterjemahkan dalam bahasa Melayu. Suluk dan hikayat dibuat untuk mempermudah masyarakat Indonesia menangkap ajaran Islam.

Beberapa suluk terkenal adalah syair Si Burung Pingai dan syair Perahu karya Hamzah Fansuri serta syair Abdul Muluk dan syair gurindam dua belas karya Ali Haji. Syair gurindam dua belas berisi nasihat kepada para pemimpin agar mereka memimpin dengan bijaksana. Ada juga nasihat untuk rakyat biasa agar mereka menjadi terhormat dan disegani oleh sesama manusia. Syair Abdul Muluk menceritakan Raja Abdul Muluk.

Hikayat adalah cerita atau dongeng yang isinya diambil dari kejadian sejarah. Di pulau Jawa, hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah Jawa menceritakan kerajaan-kerajaan yang terdapat di Jawa.

Cerita tersebut dimulai dari kerajaan Hindu-Buddha sampai kerajaan Islam. Di Aceh ada beberapa jilid Bustan Al-Salatin yang berisi riwayat nabi-nabi, riwayat sultan-sultan Aceh, dan penjelasan penciptaan langit dan bumi. Kitab ini ditulis oleh Nuruddi Ar-Raniri.

Batu Nisan

Batu nisan peninggalan kerajaan Islam di Indonesia, adalah bangunan terbuat dari batu yang berdiri di atas makam. Nisan berfungsi sebagai tanda adanya suatu makam seseorang yang sudah meninggal. Bentuk nisan juga bermacam-macam. Nisan-nisan yang bercorak Islam umumnya dihiasi dengan bentuk kaligrafi.

Seni Pertunjukkan

Peninggalan kerajaan Islam di Indonesia dalam bentuk seni pertunjukkan diantaranya sebagai berikut: Tari Seudati merupakan jenis tarian yang berasal dari Serambi Mekkah. Seudati berasal dari kata syaidati, yang artinya permainan orang-orang besar. Seudati sering disebut saman (delapan), karena permainan itu mula-mula dilakukan oleh delapan pemain. Dalam seudati, para penari menyanyikan lagu tertentu yang isinnya berupa Salawat Nabi.

Tradisi Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia

Beberapa tradisi Islam yang masih menjadi tradisi di beberapa wilayah di Indonesia di antaranya seperti ziarah ke makam, sedekah, dan sekaten.
  1. Ziarah adalah kegiatan mengunjungi makam. Ziarah kubur ini dimaksudkan agar seseorang dapat mengingat kematian sehingga selain kesibukan duniawi diapun harus mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat nanti.
  2. Sedekah adalah memberikan sebagian rezeki yang dimiliki kepada orang yang membutuhkan kadangkala sedekah diberikan sebagai tanda syukur atas karunia yang telah diberikan Allah kepada kita.
  3. Sekaten, yaitu perayaan Maulid Nabi Muhammad dalam budaya Jawa. Perayaan Sekaten dikenal di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.
Itulah peninggalan kerajaan Islam di Indonesia. Semoga bermanfaat.

Sumber : http://www.anneahira.com

No comments:

Post a Comment