Tuesday, September 3, 2013

Makna Kemerdekaan Bersifat Individual

Wimar Witoelar
Wimar Witoelar,  nama  yang cukup tenar di era presiden Abdurahman Wahid atau Gus Dur. Tak lain karena jabatannya saat itu sebagai juru bicara Presiden Republik Indonesia dan tentu saja dekat dengan orang nomor satu di negeri ini kala itu.

Ada hal menarik dari pernyataan yang dilontarkannya tentang makna kemerdekaan saat wawancara salah satu media online dengan beliau.

Berikut rangkuman dan salinan dari wawancara tersebut yang dikutip dari siwalimanews.com

Makna kemerdekaan menurut Wimar Witoelar adalah :

- Arti kemerdekaan merupakan sesuatu yang bersifat individual. Kemerdekaan bisa memiliki arti yang berbeda dari satu orang ke orang lain, bisa memiliki arti yang berbeda antar penduduk satu negara dengan penduduk negara lain, dan bisa memiliki arti yang berbeda dalam satu negara dari waktu ke waktu. - Saya selalu tidak bisa lepas dari pengertian dasar bahwa orang lebih penting dari negara karena oranglah yang membuat negara dan bukan sebaliknya. Jadi manusia itu adalah sumber kehidupan, sedangkan negara adalah format atau bingkai untuk menyejahterakan manusia. 

- Arti kemerdekaan juga adalah saat yang baik untuk berpikir enak tidak menjadi orang Indonesia. Itu arti kemerdekaan. Kalau tak enak maka buatlah menjadi enak karena kita hidup di alam demokrasi. Misalnya tak enak karena Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) korupsi, atau presidennya berlebihan, maka pilih presiden dan DPR yang lebih baik. Jadi ini saat untuk sadar bahwa kita warga negara yang kuat karena memiliki suara dan merenung. 

- Kita hargai pahlawan yang meninggal untuk negara, tetapi kalau ke depan saya kira tidak boleh orang mengorbankan jiwanya untuk negara. Negara yang harus berkor­ban untuk manusia. - Indonesia tidak akan bisa menghapus semua masalah karena tidak ada negara yang bisa menghapus semua masalah. Korupsi ada di Indonesia, Thailand, AS, Perancis, Belgia, Vatikan. Tetapi yang bisa kita usahakan ialah merasa bersyukur memiliki negara yang baik.

 - Indonesia ada di jalan yang benar tetapi tidak cukup cepat karena koruptor dan pelanggar hak asasi manusia berkeliaran, bahkan sekarang menjadi calon presiden. Orang bisa belajar dari sejarah dan mempelajari apa calon presiden kita mewakili kemerdekaan Indonesia dan apa mereka bagus untuk Indonesia. 

Berikut wawancara Perspektif Baru dengan Tea Marlini Chandra sebagai pewawancara dengan narasumber Wimar Witoelar

Wawancara lengkap dan foto narasumber dapat pula dilihat pada situs http://www.perspektifbaru.com. 
Lewat situs tersebut Anda dapat memberikan komentar dan usulan. 

Apa makna merdeka menurut Anda? 

Menurut saya, makna merdeka pasti berbeda untuk setiap orang. Saya selalu tidak bisa lepas dari pengertian dasar bahwa orang lebih penting dari negara karena oranglah yang membuat negara dan bukan sebaliknya. Jadi manusia itu adalah sumber kehidupan, sedangkan negara adalah format atau bingkai untuk menyejahterakan manusia. Karena itu arti kemerdekaan akan sesuai dengan arti negara bagi tiap manusia. 

Arti negara bagi teman karib saya Mahisa barangkali berbeda dengan arti negara bagi teman karib saya Hayat Mansur. Kalau sama berarti mereka robot. Jadi, kemerdekaan bersifat individual. 

Kemerdekaan juga berbeda dari satu negara ke negara lain. Kemerdekaan orang Perancis berbeda dengan kemerdekaan orang Malaysia. Kemerdekaan juga berbeda dalam satu negara dari satu masa ke satu masa yang lain.. 

Peristiwa perayaan kemerdekaan yang saya ingat adalah pada 1954. Waktu itu ada hari kemerdekaan dan rasanya senang sekali karena ramai dan banyak makan-makan juga. Waktu itu kita pada masa-masa baru merdeka dan banyak yang masih ingat bagaimana keadaan sebelum merdeka maka mereka senang. Ada juga yang diam-diam lebih senang dengan masa sebelum merdeka. 

Jadi fungsi hari kemerdekaan adalah mempersatukan pandangan bahwa kita sebenarnya sudah merdeka dan perbedaan yang ada tidak usah dipersoalkan, let us move on

Sekarang kita sudah merdeka, apa mau kembali lagi ke masa penjajahan? 

Tentu tidak. Jadi ada proses menanamkan pengertian kemerdekaan. Ketika sudah di tahun 2013, apa mau kembali ke lagi ke Belanda? Mungkin Belanda saja juga tidak mau. Kemerdekaan sekarang sudah tidak lagi memiliki pengertian lepas dari penjajahan. Hal itu hanya ada di text book saja. Jadi kemerdekaan sekarang lebih ritualistik, mungkin itu terlalu tinggi bahasanya, dan hanya upacara. 

Sebetulnya hal-hal itu tidak ada artinya dari segi kemerdekaan. Paling artinya hanya libur, berkumpul, lomba panjat pinang, dan hal semacamnya. Apalagi untuk orang Amerika  Serikat (AS), hari kemerdekaan hanya berarti hot dog, hamburger, steak, dan orang mengantri makan enak. Namun kalau untuk negara seperti Afrika Selatan yang ketika itu baru selesai apartheid, orang kulit hitam benar-benar merasa merdeka. Jadi menurut saya, boleh saja orang merayakan kemerdekaan, bahkan sangat boleh. 

Apakah mau pawai atau upacara di istana, hal-hal tersebut merupakan saat-saat yang gembira. Namun jangan punya ilusi bahwa perayaan kemerdekaan memiliki arti buat kita. Sebetulnya hal itu tidak punya arti. Kemerdekaan saat ini hanya sekedar ritualisme. 

Apa Anda tahun ini merayakan kemerdekaan? 

Di hari kemerdekaan tahun ini, saya malah makan bersama teman-teman di sebuah rumah makan dan di situ baru ingat bahwa pada saat itu adalah tanggal 17 Agustus. Jadi sekarang tidak ada artinya. Bukan berarti merayakan kemerdekaan itu jelek, tetapi jangan berlebihan karena lebih baik mengurus berbagai hal lain yang lebih penting. Pertemuan saya di rumah makan tersebut  bersama tujuh orang membentuk persahabatan. Itu barangkali lebih penting daripada saya pergi ke istana untuk upacara. 

Malah ada yang heran kenapa saya tidak pergi ke istana. Saya belum pernah merayakan 17 Agustus di istana. Meskipun saya pernah jadi juru bicara presiden, namun waktu itu tidak mencakup 17 Agustus. Saya jadi juru bicara sejak Oktober 2000 sampai Juli 2001. Pada saat 17 Agustus, saya sudah tidak bertugas lagi sebagai juru bicara dan saya tidak merasa rugi. 

Seperti banyak hal, ceremony is good, ritual is good,  wedding is good, tapi jangan ada ilusi bahwa wedding itu lebih penting daripada pelaksanaan perkawinan. Itu sebenarnya yang lebih penting. 

Banyak yang berpendapat euforia masyarakat merayakan 17 Agustus makin lama makin berkurang bahkan banyak sekali warga yang tidak memasang bendera. Bagaimana Anda melihat hal tersebut? 

Ini pertanyaan yang sangat powerful. Saya sendiri memasang bendera. Dulu saya tidak suka memasang bendera karena dulu diwajibkan dan kalau tidak pasang akan didatangi oleh minimal ketua rukun tetangga (RT). Saya tidak mau memasang, toh tidak ada undang-undangnya juga. Kalau sekarang karena bebas makai saya pasang bendera. Sama seperti pesta pernikahan. 

Menurut saya hal itu tidak penting, tapi kalau saya kenal dan suka dengan orangnya tentu saya datang. Jadi harus individual, karena pesta pernikahan juga tidak wajib. Kalau tidak datang juga paling ditanya kenapa tidak datang. Arti kemerdekaan juga adalah saat yang baik untuk berpikir enak tidak menjadi orang Indonesia. Itu arti kemerdekaan. Kalau tidak enak maka buatlah menjadi enak karena kita hidup di alam demokrasi. Misalnya tidak enak karena Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) korupsi, atau presidennya berlebihan, maka pilih presiden dan DPR yang lebih baik. 

Jadi ini saat untuk sadar bahwa kita warga negara yang kuat karena memiliki suara dan merenung. Saya tidak mengalami zaman penjajahan Belanda, jadi saya tidak mengetahui bagaimana rasanya. Mungkin tidak enak juga karena ke mana-mana harus berbahasa Belanda, dan orang Belanda tentu dianggap lebih tinggi sehingga kita harus merayap-rayap. Nah, karena itu tentu orang senang dengan kemerdekaan. Tapi memaknai kemerdekaan juga harus hati-hati. Jangan berpikir bahwa kemerdekaan merupakan hasil keringat, darah, dan bambu runcing. 

Memang kita hargai pahlawan kita yang meninggal untuk negara, tetapi kalau ke depan saya kira tidak boleh orang mengorbankan jiwanya untuk negara. Negara yang harus berkorban untuk manusia. Contohnya, baru saja Mahkamah Konstitusi (MK) membuat satu aturan yang revolusioner. 

Aturan tersebut yang menyatakan bahwa ada bagian dari undang-undang kehutanan yang menyatakan bahwa semua tanah hutan itu milik negara, termasuk yang tadinya dikelola masyarakat adat. Dari mana sumbernya bahwa jika orang ingin menggunakan hutan harus pakai izin negara itu? Apa dari kebijakan era pemerintahan Soeharto, atau kebijakan era pemerintahan Soekarno? 

Bukan, namun hal tersebut dari undang-undang Hindia Belanda yang dibuat pada tahun 1800-an. Hal tersebut masih dilanjutkan sampai sekarang, di mana masyarakat adat dirampas haknya oleh pemerintah, dan yang mempertahankan perampasan itu ialah pemerintah sekarang. Orang bisa teriak Belanda merampas hak dan kemerdekaan kita, namun kalaupun Belanda masih ada juga mungkin sudah mengganti undang-undang tersebut, itu pasti. Di Eropa sudah tidak ada undang-undang mengabaikan hak adat. 

Di Indonesia, mungkin karena tidak sadar pemerintah sekarang masih mempertahankan hak negara atas hutan adat. Kalau kita mengerti arti kemerdekaan, mari kita merdekakan tanah adat kita.   Beberapa waktu lalu saya sempat melihat tayangan tempat pengasingan Bung Karno di Pulau Bangka. Anak-anak sekitar usia Sekolah Dasar di sekitarnya tidak bisa menjawab pertanyaan media mengenai kemerdekaan Indonesia dan tanggalnya. Apa yang salah? Apakah pendidikan saat ini sudah tidak mampu lagi menjadi sarana anak-anak dalam menumbuhkan semangat nasionalisme? 

Kemarin saya ketemu orang yang mengira Soekarno-Hatta itu nama satu orang seperti Dwipo Kuncoro. Jadi ia mengira Soekarno anaknya Hatta. Memang tingkat ketidaktahuan yang sangat meningkat itu menyedihkan. Ini tidak hanya dari segi sejarah saja. 

Di AS juga banyak orang yang tidak mengetahui apa-apa. Misalnya saja dalam wawancara di stasiun TV yang dipandu oleh Jay Leno, ketika ditanya apa sudah pernah ke luar negeri, penjawab menyebut  ia pernah ke Nebraska, padahal tempat itu masih di AS. Atau ketika ditanya mana negara tetanga yang terletak di utara Amerika, penjawab menyebut Meksiko. 

Sistem pendidikan memang meninggalkan banyak celah. Di negara kita celahnya banyak. Baik celah mengenai pengetahuan sejarah nasional maupun celah mengenai pengetahuan umum. Justru kita kuatnya di bidang matematika dan fisika. Kalau pengetahuan umum budaya, kita banyak tidak tahu. Misalnya, apa hubungan Ken Arok dan Ken Dedes? Saya baru tahu sekarang. Jadi pendidikan sangat kurang dalam menyampaikan hal-hal tersebut. 

Kita bisa bicara panjang mengenai pendidikan. Pendidikan sudah dijadikan satu format yang kaku dan tidak bisa diubah seperti operating system (OS) Apel. Seharusnya seperti android di mana sistemnya terus berkembang. Pendidikan yang ada menggunakan guru dan dengan pedoman buku teks dari pemerintah, lalu anak diharuskan menghafal. Sistem menghafal secara intensif barangkali sebenarnya kurang. Kita bisa menonton film. Kalau tidak ada uang, bisa saja menonton bersama-sama tapi jangan film yang jelek seperti G30S PKI. 

Singkatnya harus ada pendekatan inovatif terhadap pendidikan. Jika ada yang tidak tahu sejarah Indonesia, sebenarnya hal tersebut sama sekali bukan kesalahan muridnya tetapi gurunya. 

Banyak yang mengatakan kita belum merdeka karena masih dijajah kemiskinan, masih banyak koruptor di negara ini, masih saling jajah antara warga dan aparat, juga bekalangann ini banyak kejadian sosial yang memperlihatkan masyarakat sering terpecah-belah. Apakah Indonesia akan mampu sampai fase semua orang setuju sudah merdeka tanpa koruptor, kemiskinan, menyelamatkan pendidikan dan mempersatukan bangsa?   

Tidak bisa. Indonesia tidak akan bisa menghapus semua masalah karena tidak ada negara yang bisa menghapus semua masalah. Korupsi ada di Indonesia, Thailand, AS, Perancis, Belgia, Vatikan. Tetapi yang bisa kita usahakan ialah merasa bersyukur memiliki negara yang baik. Jadi yang bisa menentramkan masyarakat sebenarnya ialah komunikasi publik untuk memikirkan betul-betul apa benar kamu menderita atau tidak tahu? 

Boleh saja misalnya orang merasa dan menganggap lebih enak era pemerintahan Soeharto. Mungkin saja enak, pasti zaman Pak Soeharto enak untuk sebagian orang. Jika tidak, maka ia tidak akan memerintah 32 tahun. Tetapi sekarang kita sudah di tempat yang baru, dan hanya ada dua pilihan yaitu mensyukuri yang kita miliki dan terus maju berkembang atau merasa sebal sama keadaaan. Indonesia ada di jalan yang benar tetapi tidak cukup cepat karena koruptor dan pelanggar hak asasi manusia berkeliaran, bahkan sekarang menjadi calon presiden. 

Orang bisa belajar dari sejarah dan mempelajari apa calon presiden kita mewakili kemerdekaan Indonesia dan apa mereka bagus untuk Indonesia. Semua mulai dari hal tersebut, pendidikan. 

Apa tantangan yang paling terbesar saat ini bagi masyarakat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan menurut mereka masing-masing? Sosialisasi. Dalam pendidikan di sekolah, yang kita perlukan ialah orang bisa menyerap bukan ilmu tetapi kesadaran. Saya rasa saya belajar di sekolah hanya 20%, lainnya saya pelajari dari Ibu saya, film, dan dari mana-mana. Supaya maju, kita harus membuka, meningkatkan, dan memodernisasi dunia komunikasi seperti televisi dan hubungan masyarakat, sehingga semua orang bisa berdialog bebas. Baru setelah itu kita akan merdeka. (*)           
                           
-------------------oOOOo--------------------- 
Yayasan Perspektif Baru bekerjasama dengan Yayasan Konrad Adenauer memproduksi program Perspektif Baru, dimuat sebagai sindikasi empat koran se-Indonesia, yaitu Duta Masyarakat Surabaya, Harian Jogja, Joglo Semar Solo, B Magazine dan Harian Pagi Siwalima Ambon. 

Naskah ini merupakan transkrip wawancara radio yang disiarkan sindikasi ratusan stasion radio melalui Jaringan Radio KBR 68 H, Jaringan Radio Antero NAD, Bravo FM Palangkaraya, Gemaya FM Balikpapan, Metro RGM Purwokerto, Global FM Bali, Lesitta FM Bengkulu, Maya Pesona FM Mataram, Pahla Budi Sakti Serang, Poliyama FM Gorontalo, BQ 99 FM Balikpapan, Gita Lestari Bitung, Dino FM Samarinda, Genius FM Pare-Pare, Civica FM Gorontalo, Shallom FM Tobelo Maluku Utara, Marss FM Garut, Sangkakala FM Banjarmasin, M83 FM Kutai Kartanegara, RPFM Kebumen, BFM Bangka Belitung, Sehati FM Bengkulu, Gemma Satunama Yogyakarta, BPKB FM Gorontalo, Suara Pangaba Balikpapan.                                        
 -------------------oOOOo-------------------- - 

No comments:

Post a Comment