Monday, September 9, 2013

Miss World 2013 antara Pro dan Kontra


Beberapa kontestan Miss World 2013 menghadiri konferensi pers di Hotel 
Westin, Nusa Dua, Bali, Sabtu (7/9/2013). Kontes kecantikan ini dibuka 
pada Minggu (8/9/2013). | AFP PHOTO/SONNY TUMBELAKA
Miss World ajang pemilihan ratu sedunia kembali digelar dan tahun ini giliran Indonesia yang jadi pusat perhelatan acara tersebut. 

Sedianya Nusa Dua - Bali dan Jakarta menjadi 2 tempat dihelatnya acara ini. Namun karena maraknya demonstrasi penolakan dan aspirasi masyarakat yang menentang perhelatan acara ini, akhirnya event tahunan ini hanya digelar di Nusa Dua Bali. 

Keputusan ini diambil setelah Pemerintah mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang berkembang selama ini. Pemerintah juga meminta agar peserta Miss World nantinya tidak mengenakan bikini atau pakaian lain yang dianggap tidak sesuai dengan budaya Indonesia. Sebagai gantinya, para peserta akan mengenakan pakaian nasional Indonesia.

Lalu apa dan bagaimana sebenarnya ajang Miss World 2013 ini? Berikut pernyataan dan asumsi yang coba dirangkum “JTG” dari berbagai sumber.

Menurut Hary Tanoesoedibyo, CEO MNC Grup yang merupakan salah satu sponsor dari acara ini menegaskan bahwa penyelenggaraan Miss World 2013 telah direncanakan sejak 3 tahun lalu.

"Kami akan coba bicara kepada pemerintah untuk menjelaskan masalah yang dihadapi. Hanya saya tegaskan rencana event ini sudah jauh-jauh hari, sekitar 3 tahun. Sesungguhnya event ini tidak beda dengan event yang ada di Indonesia, seperti Putri Indonesia, Abang-None dan lain-lain," ujar Hary di Bali International Convention Center Nusa Dua, Bali, Minggu (8/9).

Hanya saja, bedanya, lanjut Hary, Miss World diikuti perwakilan dari 130 negara dan disiarkan di 160 negara. "Yang saya khawatirkan terjadi mispersepsi karena yang kita lakukan normatif. Akan lebih bijaksana jika pemerintah melihat pembukaannya dulu, acaranya seperti apa, kontennya seperti apa. Padahal di acara pembukaan, kontestan menari kipas, kecak dan lain-lain. Apakah hal ini kurang bagus dan dianggap tidak positif?" keluh Hary.

Cawapres Partai Hanura ini menegaskan, secara komersial MNC Group sebagai penyelenggara Miss World tidak mengambil keuntungan dari acara ini.

"Justru dari awal, kita berpikiran bisa bawa nama bangsa ke dunia. Kalau acara ini sampai gagal atau berjalan tidak lancar, dunia akan melihat. Tidak mungkin rencana 3 tahun harus diubah dalam satu hari," tandasnya. 

Sementara itu menanggapi penolakan sampai demo FPI dan HTI di Jakarta, ketua Yayasan Miss World Indonesia, Liliana Tanoesudibjo mengaku menyayangkan pihak-pihak tersebut karena dianggap tak memahami esensi kontes Miss World 2013.

"Kalau tidak paham, bisa langsung tanya ke saya atau tim saya. Miss World 2013 tidak merendahkan harkat dan martabat wanita Indonesia. Sebaliknya event ini menjunjung tinggi citra Indonesia di mata dunia," jelas Liliana seperti dilansir merdeka.com dalam konferensi pers di Nusa Dua pada Sabtu (7/9).

Bahkan menurut Liliana, Miss World kali ini diikuti peserta terbanyak sepanjang sejarah selama 63 tahun di mana ada 129 kontestan dan disiarkan langsung di 160 negara berbanding tahun lalu yang hanya diikuti 112 orang dan disiarkan di 120 negara. Tak hanya itu, Miss World 2013 kali ini juga mencetak sejarah lantaran menghapus sesi bikini.

Dukungan serupa datang dari pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.   "Tentu ada yang positif karena tidak hanya memperkenalkan Indonesia kepada 130 negara, namun akan ada cerita soal Indonesia," kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar di kediaman Wakil Presiden Boediono, Jakarta, Sabtu (7/9/2013).

Menurut Sapta, setiap peserta kontes Miss World nantinya akan lebih mengenal Indonesia. Bukan hanya itu, para peserta pun diharapkan dapat membawa cerita keindahan alam dan budaya Indonesia ke negaranya. Dengan demikian, menurut Sapta, Indonesia semakin dikenal luas di dunia Internasional.

"Kekayaan alam, dan budaya kita diperkenalkan. Tari Bali, Bali, Borobudur, itu positif dari sisi budaya. Demikian juga dengan cara-cara komunikasi di Indonesia," ucap Sapta.

Selama mengikuti kontes Miss World, katanya, para peserta dari 130 negara berbeda tersebut akan diajak mengunjungi obyek-obyek wisata di Indonesia. Hal itu ditujukan untuk mempromosikan wisata Tanah Air. Kehadiran jurnalis mancanegara, kata dia, dapat mewartawan wisata Indonesia ke negara mereka masing-masing. Dengan begitu, diharapkan dapat memunculkan rasa penasaran orang lain untuk mengunjungi Indonesia dan menyaksikan kekayaan alam dan budayanya secara langsung.

"Ini kan akan memberikan dampak postif seperti juga orang datang nonton bola kaki dan lainnya kan mereka juga punya kenangan," ujar Sapta. 

Meski banyak penolakan dari sejumlah elemen masyarakat, anggota Komisi X DPR-RI dari fraksi PAN Eko Patrio terlihat menghadiri upacara pembukaan Miss World 2013 di Nusa Dua, Bali, Minggu (8/9/2013). Eko Patrio yang juga berprofesi sebagai komedian ini mengaku telah berdiskusi dengan panitia soal penyelenggaraan Miss World 2013.

Selain meniadakan kontes bikini, kepada Eko, panitia menjelaskan penilaian Miss World 2013 ini lebih banyak kepada intelektualitas dan kepedulian sosial kontestan dibanding kecantikan fisik.
"Saya sudah tanya ke panitia, Miss World ini tidak lebih banyak men-judge ke fisik, tapi lebih ke akal dan budi pekerti. Buat saya panitia sudah memberikan suatu yang terbaik," ujar Eko di sela-sela pembukaan Miss World 2013.

Terkait pro dan kontra di masyarakat Eko Patrio menilai hal tersebut wajar terjadi. Menurut Eko, pro kontra tidak hanya di Indonesia, namun di berbagai Negara penyelenggara Miss World sebelumnya juga terjadi pro dan kontra.

Penyelenggaraan Miss World 2013 di Indonesia menuai penolakan dari sejumlah kalangan. Mereka yang menolak kontes ratu ayu sejagat itu rata-rata mempermasalahkan pakaian yang akan digunakan para peserta. Majelis Ulama Indonesia, misalnya, mengkhawatirkan para peserta kontes kecantikan itu akan mengumbar aurat.

Selain itu, penolakan datang dari sejumlah elemen masyarakat di Jawa Barat ketika mendengar rencana malam puncak final Miss World akan digelar di Sentul Convention Center, Sentul, Bogor, Jawa Barat. Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar bahkan menyarankan agar Miss World 2013 tidak digelar di wilayahnya.

So, kita tunggu hasilnya apakah akan sesuai dengan janji panitia dengan menghilangkan sesi bikini dari perhelatan kali ini? Ataukah akan tetap mempertontonkan aurat ditengah derasnya kasus kriminalitas seksual di negeri ini.

Kita berharap ajang ini dapat mempromosikan Indonesia di kancah internasional karena keelokan alam, beragam budaya serta keramah tamahan penduduknya. Bukan sebaliknya kitalah yang mengadopsi budaya “barat” yang serba glamour tersebut.

Sumber : merdeka.com dan kompas.com

No comments:

Post a Comment