Tuesday, April 30, 2013

Cara Membuat Buletin Sekolah


Para siswa yang lagi asyik membaca buku
Buletin sekolah apa kalian tahu apakah artinya itu? Kata ini sering sekali kita dengar, tapi tak jarang kita juga tidak mengetahui apa artinya. Buletin adalah sebuah media, media penyalur informasi, media yang berisi informasi-informasi tentang aktifitas dan berbagai berita aktual lainnya.

Di beberapa sekolah tingkat menengah dan atas saat ini telah banyak yang memiliki buletin ataupun majalah, buletin-buletin yang mereka terbitkan tentunya mempunyai karakteristik dan ciri-ciri yang berbeda satu dengan lainnya. Hal ini karena setiap sekolah mempunyai tujuan yang berbeda tergantung jurusan yang dimilikinya.

Kecenderungan ini tentunya didasarkan atas usaha pengembangan sumber daya siswa. Karena dengan adanya buletin, siswa akan dapat menuangkan kreativitas dan bakat jurnalistiknya bahkan juga segala uneg-uneg mereka, baik mengenai saran maupun kritik terhadap sekolahnya. Pada umumnya, buletin sekolah adalah sebagai wadah pengembang kreatifitas jurnalistik buat siswa-siswi, sehingga karya-karya maupun pemikiran-pemikirannya dapat ditampung dalam sebuah media dengan ciri khasnya tersendiri.

Disamping itu para siswa juga akan dapat berkomunikasi dan bersilaturrahmi dengan teman-teman sekaligus dengan pengelolanya. Nah, untuk buletin sekolah, biasanya dikelola oleh sebuah lembaga semi otonom OSIS yang bergerak di bidang jurnalistik, yang tentunya mempunyai tujuan-tujuan tersendiri, diantaranya:
  1.  Mendorong dan memacu berkembangnya kreatifitas di bidang tulis- menulis atau jurnalistik.
  2. Ikut melanjutkan tercapainya tujuan instruksional OSIS
  3. Menyediakan jalur informasi timbal balik yang aktual
  4. Menyelenggarakan pendidikan dasar jurnalistik yang ditujukan untuk tim redaksi dan para peminat, sebagai bekal bertambahnya wawasan di bidang jurnalistik
  5. Melatih para redaktur untuk menangani sebuah lembaga di bidang jurnalistik.

Kelima tujuan di atas merupakan semangat para pengelola untuk melaksanakan tanggungjawab, sehingga seluruh redaktur mampu memberikan yang terbaik untuk madrasah, OSIS dan para siswa-siswi.

Proses Penerbitan Buletin

Dalam konteksnya setiap orang dapat menerima buletin itu dalam bentuk jadi atau tinggal membaca saja, tetapi sebenarnya tidak banyak yang mengetahui bagaimana proses pembuatannya dalam dunia penerbitan. Contoh kongkret kebanyakan siswa masih banyak yang menanyakan bagaimana cara membuat buletin itu. Ini mungkin tidak jadi masalah bagi mereka yang pernah mengikuti pelatihan jurnalistik dasar, karena dalam pelatihan tersebut sedikit banyak telah diulas dasar-dasar jurnalistik, termasuk didalamnya persoalan keredaksionalan dan manajemen penerbitan sebuah media, contoh dalam hal ini adalah buletin.

Agar saya tidak hanya bisa mengkritisi atau menulis saja maka saya berikan solusinya. Bagaimana untuk melakukan hal itu dan saya harap siswa dan siswi ataupun pembaca dapat juga mengetahui apa yang seharusnya dilakukan dalam penerbitan sebuah buletin, maka dibawah ini akan saya tulis beberapa langkah yang dilakukan oleh tim redaktur atau pengelola buletin dalam penerbitan.

Langkah pertama, seluruh dewan redaksi dikumpulkan untuk mengadakan rapat redaksi, yang didalamnya dibahas tentang rencana kapan buletin akan diterbitkan, tema apa yang akan diangkat, rubrik apa saja yang akan dimuat, dan tidak ketinggalan juga tentang pembagian kerja; siapa yang jadi penaggungjawab rubrik, reporter dan sebagainya. Setelah semuanya sepakat, selanjutnya redaktur atau pengelola segera membuat pengumuman yang bertujuan agar siswa-siswi dapat mengirimkan naskah atau karya-karyanya untuk dimuat.

Langkah kedua, setelah semua naskah terkumpul, sesuai dengan batas waktu yang ditentukan (deadline), selanjutnya seluruh redaktur mengedit naskah-naskah yang masuk itu, tentunya disesuaikan dengannya redakturnya masing-masing. Contoh, karangan yang berbentuk fiksi diangani oleh redaktur fiksi (yang mengetahui atau pakar dibadang karangan fiksi), begitu seterusnya sesuai dengan rubrik-rubrik yang telah ditentukan. Tetapi sebelum diadakan editing perlu dipilih dulu naskah-naskah yang layak dan sesuai serta memenuhi syarat untuk dimuat.

Langkah ketiga, selanjutnya tim redaktur, khususnya bidang illustrasi atau desain grafis atau artistik membuat lay out atau perwajahan dalam bulletin, setelah itu merancang desain cover depan yang disesuaikan dengan tema atau isi yang terkandung dalam laporan utama bulletin yang akan diterbitkan.

Langkah keempat, diadakan setting yang disesuaikan dengan layout-nya, dalam artian menerapkan naskah-naskah yang sudah ada ke dalam bentuk lay out sehingga akan terbentuk sebuah buletin yang belum jadi, bisa dikatakan sebagai naskah aslinya yang kemudian akan diperbanyak setelah gambar dan dipasang fotonya.

Langkah kelima, merupakan langkah terakhir yang dilakukan oleh tim redaktur, yaitu memasang foto dan gambar ke dalam buletin setengah jadi atau naskah aslinya.

Langkah keenam, merupakan langkah yang dilakukan oleh percetakan (jika dicetak) kenapa jika dicetak karena di era teknologi yang perkembangan informasi sudah cukup berkembang majalah juga bisa bersifat cetak atau bisa juga berbasiskan file yang bisa didownload, terlebih lagi juga bisa bersifat website atau blog. Karena untuk efisiensi bisa juga di-sit/reso/foto copy, yang sebelumnya dari redaktur sudah menyerahkan naskah asli untuk dipindahkan ke slide, bentuk seperti film atau klise. Proses ini biasa disebut sebagai proses pracetak atau belum masuk ke percetakan.

Langkah ketujuh, mencetak naskah yang sudah berbentuk slide atau klise di percetakan. Setelah selesai, baru dievaluasi secara umum hasil buletin itu, lalu disebarkan kepada pembaca melalui distributor. Proses yang terakhir ini disebut dengan proses distribusi buletin.

Mekanisme Kerja

Selanjutnya, bagi siswa-siswi yang belum mengerti tentang apa dan siapa saja yang menjadi redaktur atau pengelola buletin, di sini akan kami gambarkan sedikit, termasuk juga job descriptions (pembagian kerja) masing-masing.

Dalam sebuah penerbitan, baik itu majalah, koran, buletin, tabloid maupun news letter, ada beberapa unsur pengelola yang sering kita jumpai akan tetapi dalam praktek di lapangan semua itu bisa bersifat opsional, diantaranya:
  1. Pemimpin Umum
  2. Pemimpin Redaksi
  3. Sekretaris Redaksi
  4. Redaktur Pelaksana
  5. Dewan Redaksi
  6. Reporter
  7. Illustrator, Desainer Grafis atau Lay Outer
  8. Fotografer
  9. Tata Usaha, dan lain-lain.

Nama-nama pengelola tersebut masing-masing mempunyai tugas tersendiri, diantaranya:
  1. Pemimpin Umum adalah selaku pembina atas segala kegiatan penerbitan dan pananggungjawab penuh atas jalannya lembaga penerbitan, baik ke dalam maupun ke luar.
  2. Pemimpin Redaksi, bertugas membina dan bertanggungjawab atas segala pekerjaan keredaksionalan, seperti membina aparat atau kru redaksi, merencanakan rapat redaksi dan memimpinnya.
  3. Sekretaris Redaksi bertugas membuat buku induk induk pengurus, bersama pemimpin redaksi memnandaangani surat-surat, membuat arsip dan membuat daftar inventaris kesekretariatan dan notulensi rapat.
  4. Redaktur Pelaksana bertugas membantu tugas pemimpin redaksi, menjalankan tugas yang diperintahkan pemimpin umum atau pemimpin redaksi, bertanggungjawab atas jalannya proses penerbitan, mendampingi pemimpin redaksi dalam segala kegiatan jurnalistik.
  5. Dewan Redaksi bertanggungjawab atas naskah-naskah yang masuk, menanganinya serta mengadakan editing terhadap naskah-naskah itu. 
  6. Reporter bertugas mengadakan wawancara atau investigasi atas tema-tema/materi-materi penerbitan, serta bertanggungjawab atas hasil-hasil reportase.
  7. Illustrator, Desainer Grafis, Lay Outer bertanggungjawab terhadap proses penyettingan naskah, membuat cover, membuat desain isi dan membuat illustrasi untuk penerbitan.
  8. Fotografer bertanggungjawab atas kelengkapan foto penerbitan, dan melakukan hunting foto jika diperlukan.
  9. Tata Usaha bertanggungjawab atas keuangan penerbitan,mengurus keuangan dalam hal ini bekerjasama dengan bendahara, mengusahakan alat-alat yang diperlukan dalam penerbitan, menyalurkan bulletin ke seluruh siswa, mendata siswa-siswi dan orang-orang yang dikirimi buletin, mengusahakan pelanggan tetap, dan sebagainya.

Dari refleksi dan contoh konkret di atas sebenarnya kita bisa banyak belajar bagaimana kita mengolah informasi menjadi sebuah kombinasi yang bagus dengan tujuan memberikan informasi yang akurat dan sesuai realitas dan sudut pandang yang terjadi.

Diharapkan semua anggota ataupun penanggung jawab lebih peka terhadap kenyataan yang terjadi di lapangan karena informasi itu sifatnya majemuk dan cepat berkembang, dan selalu yakin bahwa setiap individu itu mempunyai kehidupan sosial dan selalu berkolaborasi sehingga berita atau informasi itu merupakan kebutuhan dari setiap individu.

Janganlah selalu berpikir sulit tentang pengolahan sebuah berita, karena berita atau informasi itu sifatnya fleksibel dan dapat kita temui dimanapun. Seperti halnya ketika kita melihat sebuah perubahan yang baru dalam lingkungan kita maka itu bisa dijadikan bahan atau kajian untuk membuat sebuah informasi atau berita.

Sumber : merdeka.com

No comments:

Post a Comment