Aktifitas penambangan emas di Gunung Botak, Kab. Buru yang kerap
menimbulkan pertumpahan darah
|
Namlea - Kendati sudah ada instruksi agar gunung botak ditutup hingga ada ijin resmi dari kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), namun hingga saat ini sudah sekitar 23 ribu warga yang menduduki gunung Botak, Desa Wamsalit, Kecamatan Teluk Kayeli, Kabupaten Buru.
Pantauan Siwalima, kemarin, lokasi tambang tersebut terus dibanjiri dan disesaki lautan arus manusia. Meskipun diisukan gunung botak telah sepi dari para penambang, namun faktanya lain lagi di sana.
Saat bupati bersama Ketua DPRD dan Kapolres melakukan kunjungan, Sabtu lalu ke Anahoni, salah satu pintu masuk menuju Gunung Botak, pihak kecamatan melaporkan setiap hari ratusan orang dari luar masih terus membanjiri lokasi tambang ilegal tersebut.
Pasca lokasi tambang dijaga ketat oleh aparat keamanan semenjak tanggal 5 Februari hingga saat ini, keamanan di sana masih terkendali.
Asri penambang asal Sulawesi ini kepada Siwalima mengaku, sudah dua bulan di Gunung botak bersama kelompoknya berjumlah 12 orang, mereka bebas masuk setelah membayar kartu tambang ke dewan adat Waeapo masing-masing sebesar Rp.500 ribu per orang.
Dalam pertemuan tanggal 23 Februari lalu, salah satu tokoh adat Mat Nurlatu melaporkan, sudah sepuluh ribu kartu tambang yang dijual ke penambang ilegal. Dan dalam pertemuan itu Wakil Bupati bersama Kajari Namlea menyarankan Mat Nurlatu dan kawan-kawan untuk menstop penjualan kartu tambang, karena hal itu berbau pungli dan dapat berakibat hukum, tapi fakta di lapangan berkata lain.
“Meskipun kartu tambang diurus dengan harga 1 juta lebih pun orang akan tetap masuk saja, karena gunung botak tidak seperti dulu lagi, sekarang kami bekerja sudah aman, tidak lagi terdengar orang rebut atau meninggal karena dipotong dan sebagainya” kata Asri, seraya mengaku segala administrasi menyangkut dengan kartu tambang emas di gunung botak dibuat dan dikeluarkan dari dewan adat setempat.
Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Buru, Ahmad Sangadji yang dimintai tanggapannya menolak berkomentar. Ia berdalih hanya sebagai pelaksana tugas dan punya kewenangan terbatas.
Sedangkan hasil pantauan dilapangan mengutip data laporan pihak kecamatan teluk Kayeli, untuk jumlah penambang yang masuk lewat jalur Anhoni hingga saat ini sebanyak 6089 orang penambang, sementara pada jalur lokasi Wamsait, jumlah penambang yang masuk sebesar 17.020 orang penambang.
Penambang yang terdata sudah berjumlah 23.109 penambang. Kalau dikalikan Rp.500 ribu, jumlah pungli pembuatan kartu tambang sudah mencapai Rp. 11.000.554.500.Namun hingga kini tidak diketahui kemana larinya uang pungli puluhan milyar tersebut. (S-31)
Sumber : siwalimanews.com
No comments:
Post a Comment