Foto:Indah/Kab.Buru
Ka Kamenag Kab. Buru Taslim Tuasikal, S.Ag saat memberikan ceramah
pada pembinaan akhlak siswa SMA Negeri 2 Namlea, Jum'at (15/2-2013).
|
Pelajar identik dengan anak muda yang berada dalam proses pencarian jati diri. Tak dipungkiri bila dalam proses tersebut seringkali terjadi aktivitas-aktivitas diluar dugaan, seperti pergaulan bebas, tawuran dan hal semacamnya yang menjadi alasan gaya anak muda.
Mereka seolah tak mengerti dengan ilmu dan pesan moral para guru. Kondisi di atas menjadi salah satu alasan dilaksanakannya Pembinaan Agama kepada para siswa baik di tingkat SMP/MTS danSMA, SMK/MA. Sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumya, pada tahun ini para penyuluh tidak sendiri melakukan pembinaan, mereka ditemani oleh kepala kantor Kemenag Kab. Buru, Taslim Tuasikal, S.Ag.
Tak urung hampir ratusan seluruh pelajar Tk.III SMUN 2 Namlea dan guru pembinaan mulai berjubel memenuhi mushallah sekolah yang dilaksanakan tepat di hari Jum’at (15/02) pukul 10.00 WIT.
Agenda pembinaan diawali dengan penyampaian prakata oleh kepala sekolah SMUN 2 yang diwakili oleh Wakasek Kurikulum, Jufrimu, S.Pd.Mat. “Kami sangat berterima kasih karena kepala Kantor Kemenag Kab. Buru mau turut langsung memberikan pembinaan kepada pelajar kami”, ungkap Jufrimu. Lebih lanjut Jufrimu mengungkapkan pihak sekolah lebih cenderung mengumpulkan pelajar Tk. III mengikuti pembinaan tersebut agar bisa meningkatkan kesadaran melalui pesan-pesan moral yang disampaikan langsung oleh Kepala Kantor Kemenag Kab. Buru.
Tujuan yang sama di sampaikan kepala Kantor Kemenag Kab. Buru, Taslim Tuasikal, S.Ag. Dalam mengawali pembinaannya Taslim menyampaikan tujuan pembinaan yang dilakukan tidak lain adalah untuk meningkatkan kesadaran pelajar khususnya kesadaran berilmu. Menurutnya persoalan tawuran dan pergaulan bebas yang kerap dilakoni para pelajar diawali dengan ketidaksadaran atas perintah Allah SWT, padahal para pelajar (orang-orang yang berilmu_red) akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Sebaliknya pelajar akan tidak diangkat derajatnya bilamana ilmu yang telah diperoleh tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. “Namun perlu diperhatikan bahwa bukan semua pelajar yang berilmu yang bisa diangkat derajatnya oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.” Ingat Taslim.
Menurut Taslim, ada beberapa hal yang membuat seorang pelajar tidak diangkat derajatnya oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa adalah karena; pertama; kepatuhan terhadap orang tua dan guru sudah dinomorsekiankan. Para pelajar kerap melalaikan nasehat yang telah disampaikan oleh kedua orang tuanya bahkan ilmu yang bermanfaat yang telah diberikan guru kepadanya sering terlalaikan, akhirnya kepatuhan mulai pudar.
Anehnya kepatuhan terhadap sesma teman lebih diutamakan, kedua; ilmu yang dimiliki tidak dilakukan untuk beriman kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Sebut saja perintah untuk menunaikan sholat bagi pemeluk Islam atau menunaikan ibadah di gereja bagi pemeluk Kristiani. “Perintah ini seringkali dilalaikan.”tandas Taslim, ketiga; terdapat kesombongan intelektual dimana seorang pelajar yang diberikan kelebihan IQ oleh Yang Maha Kuasa cenderung memandang rendah dan menganggap orang lain bodoh alias tidak menghargai. Padahal ilmu yang dimiliki hendaknya dimanfaatkan baik untuk dirinya sendiri dan untuk orang lain. “Proses itulah yang bisa melahirkan kesadaran kepada yang lainnya, dan orang seperti inilah yang akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa.” Terang Taslim.
Ilmu diibaratkan seperti cermin yang bilamana telah berdebu harus segera dibersihkan. Begitu pun ilmu yang dimiliki para pelajar tidak boleh disepelekan agar ilmu tersebut tidak akan hilang. Tak lupa berdo’a menjadi perisai dalam setiap aktivitas.
Diakhir pembinaannya, Taslim menghimbau kepada para pelajar untuk menghilangkan tradisi buruk yakni tradisi saling corat mencoret pakaian pasca pengumuman hasil kelulusan. “Tradisi coret mencoret pakaian ini harus kalian hilangkan anak-anakku, karena dengan demikian kalian telah menghargai kedua orangtua kalian.”ungkapnya.
Usai penyampaian pembinaa, ka. Kantor Kemenag Kab. Buru memberikan bantuan berupa lima mushaf dan dua Al Qur’an dan terjemahan. Kegiatan diakhiri dengan pembacaan istighfar dan doa bersama.
Sumber : maluku.kemenag.go.id
Sumber : maluku.kemenag.go.id
No comments:
Post a Comment