"Minimnya pemahaman dan penerapan pendidik dalam memaknai teknologi pendidikan serta terkendalanya akses pemanfaatan sumber pembelajaran telah mendorong terbudayakannya pola pembelajaran konvensional yang monoton, kurang menarik, membosankan, dan tidak inovatif,"
Jakarta - Lembaga Pendidikan Ma`arif Nahdlatul Ulama meminta pemerintah secara serius mengatasi ketimpangan mutu pendidikan, baik antara pendidikan negeri dan swasta maupun antara daerah maju dengan daerah yang belum maju.
"Perlu dilakukan langkah strategis dalam mengatasi ketimpangan mutu yang terjadi antara lembaga pendidikan swasta dan negeri, serta ketimpangan antara lembaga pendidikan di daerah terpencil dan daerah perkotaan," kata Wakil Ketua Pengurus Pusat LP Ma`arif NU Masduki Baidlowi dalam seminar bertajuk "Peningkatan Mutu Pendidikan Nasional Melalui Inovasi Teknologi Pendidikan" yang digelar LP Ma`arif NU di Jakarta, Rabu.
Dikatakannya, Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
Selain itu, UU tersebut juga mewajibkan pemerintah dan pemerintah daerah memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi.
"Kenyataannya banyak sekolah/madrasah yang masih belum mampu menyelenggarakan pendidikan yang bermutu bagi peserta didiknya," kata mantan Ketua Komisi X DPR yang membawahi bidang pendidikan tersebut.
Masduki mengatakan, penyebab timbulnya ketimpangan mutu pendidikan antara lain dikotomi kebijakan pemerintah terhadap pendidikan negeri dan swasta serta keterbatasan sekolah/madrasah di daerah, terutama daerah terpencil dan perbatasan, dalam memperoleh guru yang berkompeten, sarana dan prasarana yang lengkap, serta kelengkapan sumber pembelajaran bagi peserta didik.
"Sehingga pendidikan yang bermutu sebagaimana diamanatkan UU Sisdiknas belum bisa dinikmati oleh seluruh warga negara," katanya.
Menurut dia, upaya peningkatan mutu pendidikan salah satunya bisa dilakukan dengan membenahi pelaksanaan proses pembelajaran, yakni dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi pendidikan berupa alat peraga.
"Minimnya pemahaman dan penerapan pendidik dalam memaknai teknologi pendidikan serta terkendalanya akses pemanfaatan sumber pembelajaran telah mendorong terbudayakannya pola pembelajaran konvensional yang monoton, kurang menarik, membosankan, dan tidak inovatif," katanya.
Oleh karena itu, lanjutnya, Pengurus Pusat LP Ma`arif NU mendorong berbagai pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, praktisi, bahkan pengusaha, untuk melakukan kajian secara mendalam dan terus-menerus dalam mengembangkan dan menghasilkan karya di bidang teknologi pendidikan.
LP Ma`arif NU juga mendorong pemerintah pusat dan daerah menjaring serta memberikan jaminan dan perlindungan hukum terhadap berbagai bentuk inovasi dan kreatifitas dari berbagai elemen masyarakat, terutama terkait dengan media atau alat peraga pembelajaran.
Sumber :http://antaranews.com
No comments:
Post a Comment