Peluncuran buku Habibie. ©2014 merdeka.com/muhammad lutfhi rahman |
Presiden Republik Indonesia BJ Habibie, rupanya terus memantau perkembangan politik Tanah Air meski berada di Jerman. Bahkan hari ini, dia secara khusus melakukan video conference dengan seratusan alumni Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE) di Gedung Joang'45.
Banyak hal yang disampaikan Habibie dalam video conference yang dilakukan selama 15 menit. Soal dirinya dan jabatan terdahulu, kepemimpinan masa depan dan industri penerbangan yang pernah dibangunnya.
Mengenakan politik, Habibie tampak sangat perhatian ketika membahas Pemilihan Presiden Juli mendatang. Di lantas memaparkan kriteria-kriteria presiden yang dibutuhkan rakyat Indonesia. Tapi soal dukungan, Habibie merahasiakannya.
Berikut kriteria presiden yang diharapkan Habibie bisa membawa perubahan untuk Indonesia:
1. Pemimpin yang Pro Rakyat
Indonesia harus terus bangkit dan jangan tertinggal dari negara lain. Untuk mewujudkan itu, Habibie berpesan siapapun pemimpin bangsa Indonesia yang memenangkan Pemilihan Presiden pada Juli 2014, mampu bertindak inklusif, yakni memperjuangkan kepentingan seluruh rakyat, bukan hanya untuk kelompoknya.
"Berperilakulah inklusif, jangan eksklusif. Contohlah waktu Pak Habibie mengambil alih kekuasaan dari Pak Soeharto," pesan Habibie dalam 'teleconference' dari Jerman.
Tak cuma pemimpinnya, Habibie berharap pemerintahan Indonesia yang segera berganti juga mengutamakan kepentingan rakyat banyak dari pada golongan tertentu.
"Siapapun yang ada di kabinet nanti saya minta dengan hormat agar bertindak inklusif pro-rakyat, memperjuangkan kepentingan rakyat, tidak dibayar dengan uang tapi oleh jam kerja," tambahnya.
2. Usia 40 - 60 Tahun
Meski sudah reformasi, Indonesia harus terus berjuang agar seluruh rakyat hingga ke pelosok hidup sejahtera. Habibie berharap presiden yang akan datang adalah tokoh nasional memiliki usia ideal 40-60 tahun.
"Karena dengan usia segitu, seseorang bisa membawa negeri ini menjadi lebih maju dan produktif lagi," ujar Ketua Presidium Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE), Arif Budi S.
3. Dipimpin Generasi Angkatan 45
Habibie juga ingin Indonesia ke depan dipimpin generasi angkatan 45. Hal itu dimaksudkan agar semangat perjuangan yang dikobarkan para pahlawan terdahulu bisa ditularkan untuk saat ini.
"Jadi karena ingin mengambil semangat perjuangan, kalau angkatan 45 merebut kemerdekaan namun kalau angkatan kami misinya ingin membangun dan mengantarkan bangsa ini menjadi negara yang maju sehingga Indonesia bisa menjadi negara hebat," tutur Habibie.
4. Industri Penerbangan Kembali Dihidupkan
Selain sebagai presiden, Habibie juga dikenal sebagai bapak penerbangan karena mampu menciptakan pesawat terbang. Dia mengaku, keputusannya membangun industri dirgantara pada era Orde Baru karena terinspirasi Tokoh Proklamator Ir Soekarno yang ingin menjadikan teknologi negara Indonesia lebih maju.
Lebih lanjut, Arif mengatakan, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang dibangun BJ Habibie pada zamannya bisa dikatakan telah menjelma menjadi industri penerbangan paling maju di Asia Tenggara. Namun sayangnya, kinerja cemerlang perusahaan kebanggaan Habibie itu sempat merosot tatkala krisis moneter menghantam Indonesia pada 1997 silam.
Akibatnya, peminjaman keuangan dari PT DI dibatasi oleh IMF. Imbas dari krisis moneter itu pula, hingga akhirnya membuat banyak ilmuwan penerbangan yang berada di dalam jajaran strategis PT DI memilih bekerja ke perusahaan swasta lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
Maka dari itu, BJ Habibie berharap generasi penerus saat ini mensinergikan pemikiran sekaligus membangun industri penerbangan yang besar dengan meningkatkan produktivitasnya.
Sumber : merdeka.com
1. Pemimpin yang Pro Rakyat
Indonesia harus terus bangkit dan jangan tertinggal dari negara lain. Untuk mewujudkan itu, Habibie berpesan siapapun pemimpin bangsa Indonesia yang memenangkan Pemilihan Presiden pada Juli 2014, mampu bertindak inklusif, yakni memperjuangkan kepentingan seluruh rakyat, bukan hanya untuk kelompoknya.
"Berperilakulah inklusif, jangan eksklusif. Contohlah waktu Pak Habibie mengambil alih kekuasaan dari Pak Soeharto," pesan Habibie dalam 'teleconference' dari Jerman.
Tak cuma pemimpinnya, Habibie berharap pemerintahan Indonesia yang segera berganti juga mengutamakan kepentingan rakyat banyak dari pada golongan tertentu.
"Siapapun yang ada di kabinet nanti saya minta dengan hormat agar bertindak inklusif pro-rakyat, memperjuangkan kepentingan rakyat, tidak dibayar dengan uang tapi oleh jam kerja," tambahnya.
2. Usia 40 - 60 Tahun
Meski sudah reformasi, Indonesia harus terus berjuang agar seluruh rakyat hingga ke pelosok hidup sejahtera. Habibie berharap presiden yang akan datang adalah tokoh nasional memiliki usia ideal 40-60 tahun.
"Karena dengan usia segitu, seseorang bisa membawa negeri ini menjadi lebih maju dan produktif lagi," ujar Ketua Presidium Ikatan Alumni Program Habibie (IABIE), Arif Budi S.
3. Dipimpin Generasi Angkatan 45
Habibie juga ingin Indonesia ke depan dipimpin generasi angkatan 45. Hal itu dimaksudkan agar semangat perjuangan yang dikobarkan para pahlawan terdahulu bisa ditularkan untuk saat ini.
"Jadi karena ingin mengambil semangat perjuangan, kalau angkatan 45 merebut kemerdekaan namun kalau angkatan kami misinya ingin membangun dan mengantarkan bangsa ini menjadi negara yang maju sehingga Indonesia bisa menjadi negara hebat," tutur Habibie.
4. Industri Penerbangan Kembali Dihidupkan
Selain sebagai presiden, Habibie juga dikenal sebagai bapak penerbangan karena mampu menciptakan pesawat terbang. Dia mengaku, keputusannya membangun industri dirgantara pada era Orde Baru karena terinspirasi Tokoh Proklamator Ir Soekarno yang ingin menjadikan teknologi negara Indonesia lebih maju.
Lebih lanjut, Arif mengatakan, PT Dirgantara Indonesia (PT DI) yang dibangun BJ Habibie pada zamannya bisa dikatakan telah menjelma menjadi industri penerbangan paling maju di Asia Tenggara. Namun sayangnya, kinerja cemerlang perusahaan kebanggaan Habibie itu sempat merosot tatkala krisis moneter menghantam Indonesia pada 1997 silam.
Akibatnya, peminjaman keuangan dari PT DI dibatasi oleh IMF. Imbas dari krisis moneter itu pula, hingga akhirnya membuat banyak ilmuwan penerbangan yang berada di dalam jajaran strategis PT DI memilih bekerja ke perusahaan swasta lainnya baik di dalam maupun luar negeri.
Maka dari itu, BJ Habibie berharap generasi penerus saat ini mensinergikan pemikiran sekaligus membangun industri penerbangan yang besar dengan meningkatkan produktivitasnya.
Sumber : merdeka.com
No comments:
Post a Comment