Sunday, December 9, 2012

Hutan Primer Indonesia Tersisa 64 Juta Hektare


Foto udara lokasi restorasi Hutan Harapan dikawasan hutan Sumatera, 
Jambi, Senin (22/10-2012). Hutan Harapan yang berlokasi di kawasan 
Sungaijerat merupakan bekas kawasan pengusahaan hutan produksi yang 
dipulihkan kembali ekosistemnya (restorasi), seluas sedikitnya 
3.500 hektare dan Hutan Harapan juga menjadi salah satu pusat penelitian 
internasional karena merupakan hutan dataran rendah yang masih tersisa di 
Sumatera. (FOTO ANTARA/Reno Esnir)
Jakarta  - "Hutan di Indonesia yang tersisa dalam kondisi bagus (primer) terhitung ada 64 juta hektar sedangkan yang masih dalam keadaan kritis seba

nyak 90 juta hektar," kata Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan.

"Tidak boleh lagi ditebang dan dijaga kelestarian lahan tersebut," kata Hasan, usai penanaman pohon di kawasan DAS Ciliwung, Gunung Tikukur, Bogor, Rabu. Kerusakan hutan atau alih fungsi hutan sudah menunjukkan dampak destruktifnya, banjir di mana-mana namun kering kerontang pada musim kemarau.

Menurut dia semua pihak harus ikut melestarikan hutan, serta ikut berpartisipasi dalam program menanam pohon yang digalakkan pemerintah. 

"Perlu dukungan semua pihak, termasuk swasta, BUMN, LSM, dan peran serta masyarakat dalam program penghijauan ini," kata dia. Jika hanya pemerintah menanam ,butuh waktu lebih dari seratus tahun. Tapi, jika semua pihak terlibat, maka hanya perlu 25 tahun Indonesia bisa kembali hijau.

Dalam beberapa tahun terakhir telah melaksanakan program penanaman pohon yang setiap tahunnya bertambah dalam hal kuantitas. Pada 2008 sebanyak 100 juta pohon, 2009 sekitar 200 juta, 2010 1,3 milyar pohon, 2011 sebanyak 1,5 milyar pohon, sedangkan sampai hari ini sebanyak 700 juta pohon dan diharapkan sampai Januari nanti lebih dari 1 milyar pohon.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Seksi Operasi Brigade Lintas Udara 17 Kostrad, Mayor Infantri Agus Harimurti Yudhoyono, mengatakan, penanaman pohon harus menjadi kepedulian publik untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup Indonesia.

"Jika tiap individu masyarakat tidak memiliki hasrat memelihara hutan kita, maka kepedulian publik sangat penting. Jangan mudah merusak lingkungan. Think big do small do that," kata dia, memakai bahasa Inggris untuk sesuatu yang sebetulnya ada dalam bahasa Indonesia.


No comments:

Post a Comment