Ambon - Warga di kawasan Batu Gajah dan sekitarnya, sejak Sabtu hingga Senin (22/10), berjubel memenuhi kawasan pengerjaan drainase di depan Makorem 151/Binaiya.
Saat pekerjaan drainase, para pekerja menemukan terowongan bawah tanah yang diduga merupakan peninggalan jaman Belanda. Terowongan dengan tinggi sekitar 1,20 meter dan lebar 80-90 cm itu memang menarik perhatian warga.
Bagaimana tidak, arsitektur dari bangunan tersebut masih nampak utuh dan rapih terbuat dari bata merah dengan miniatur melengkung berbentuk huruf U terbalik.
Sejak ditemukan, para pekerja drainase sempat menghentikan pekerjaan.
Salah satu pekerja yang enggan dikorankan kepada Siwalima mengaku, terowongan tersebut diperkirakan jauh ke dalam dan panjang. Namun sayangnya, sudah tertutup tanah dan sampah.
Jika digali, kedalaman terowongan itu diperkirakan ketinggian ukuran orang dewasa.
Menurutnya, keberadaan terowongan tersebut menghambat pekerjaan drainase yang sementara dikerjakan pihaknya saat ini.
Sebab bagian dinding yang terbuat dari bata merah cukup keras jika harus dihancurkan. “Sebagai pekerja, belum ada perintah dari pihak kontraktor untuk menghancurkan terowongan tersebut. Dari desas-desus yang kami dengar ini merupakan situs sejarah jadi bisa saja pekerjaan ini terhenti. Sementara dari pihak Korem oke-oke saja kalau terowongan tersebut terus digali. Ini juga untuk mengetahui ada apa di dalam terowongan itu,” jelas pekerja tersebut.
Sementara itu, Komandan Korem 151/Binaiya, Kolonel Infanteri Asep Kurnaedi kepada wartawan menjelaskan, ditemukannya terowongan bawah tanah oleh warga di depan Markas Korem yang diduga merupakan peninggalan penjajah di jaman Belanda tidak perlu kaget.
Perwira dengan tiga melati di pundaknya ini menandaskan, pelaku sejarah di Kota Ambon mengetahui persis kalau Makorem dulunya merupakan markas penjajahan Belanda.
“Saya kira orang Ambon tidak perlu kaget, sebab dulunya di Batu Gajah di Makorem ini markasnya Belanda. Jadi kalau ada temuan terowongan itu ya, saya duga juga pasti itu jamannya Belanda,” kata Kurnaedi.
Meski demikian, mantan Asisten Intelijen Kodam XVI/Pattimura ini berharap, pekerja drainase terus melakukan penggalian guna mencari tahu ada apa di dalam terowongan tersebut.
“Siapa tahu kita temukan sesuatu di dalam sana. Tapi saya yakin, Belanda tidak mungkin pergi meninggalkan isinya, sebab Belanda itu pintar, paling ya bangunan-bangunan seperti terowongan ataupun benteng dan lain-lainnya. Soal isinya sudah di bawah semua pada jaman dulu itu,” tukasnya.
Kurnaedi tidak berkeberatan jika jalur jalan di depan markas Korem 151/Binaiya terus dibongkar guna mencari tahu keberadaan terowongan bawah tanah tersebut. Meski berada di seputaran Makorem, Kurnaedi justru berharap para pekerja dapat melakukan penggalian sehingga keberadaan terowongan di Batu Gajah dapat diketahui. (S-32)
Sumber : http://siwalimanews.com
No comments:
Post a Comment