Friday, February 14, 2014

Bentrokan Berdarah di Waktu Subuh







AMBON, AE— Ketegangan dua desa bertetangga, Kailolo dan Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah akhirnya mencapai puncak, kemarin subuh, sekira pukul 04.30. Bunyi tembakan, dan bom, akhirnya berdampak pada tewasnya EM.


Selain EM, DM, PL (30) dan DM juga terkena timah panas. Sementara MYT (45) mengalami luka bacok pada bagian punggung, dan AT (18) terkena serpihan bom pada bagian pinggang. Tujuh rumah warga mengalami kerusakan dalam bentrokan terebut.


Kapolres Pulau Ambon dan Pp Lease, AKBP I Dewa Putu Alit Bintang Juliana, SIk, kepada Ambon Ekspres membenarkan, adanya bentrokan antar kedua warga Desa itu. Motif bentrokan tersebut belum diketahui pasti karena pihaknya masih melakukan penyelidikan.

“Iya, bentrokan itu terjadi sekitar puku 04.30 WIT, saat itu terdengar bunyi dentuman bahan peledak jenis bom rakitan terjadi diperbatasan kedua desa itu. Penyebab bentrokan itu hingga kini masih kita selidiki,” katanya.

Menurut Kapolres, bentrokan tersebut mengakibatkan enam warga dan sedikitnya tujuh buah rumah warga dari kedua desa menjadi korban. Lima warga di antara kedua desa tersebut menderita luka baik itu luka karena terkena tima panas, bacok maupun serpihan bom rakitan serta satu warga lainya tewas akibat tertembak.

“Jadi semuanya ada lima warga yang terluka. Empat warga tertembak, salah satunya meninggal. Sedangkan dua lainnya menderita luka bacok dan satu kena serpihan bom rakitan di bagian pinggang. Dan ada sekitar tujuh buah rumah warga hangus terbakar, dibakar oleh massa, ” jelasnya.

Mantan Kapolres MTB ini, menambahkan korban telah dievakuasi ke dua rumah sakit yang berbeda di Kabupaten Maluku Tengah. “Dua korban luka tembak dan satu korban luka bacok dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Masohi. Sedangkan dua korban luka tembak lainnya dievakuasi ke rumah sakit Tulehu. Kelima korban luka ini dievakuasi oleh keluarga masing-masing dengan speed boat ke rumah sakit. Dan dipastikan korban luka-luka semuanya sudah dievakuasi ke RSUD Masohi dan RSUD Tulehu,” ujarnya.

Untuk meminimalisasi terjadinya bentrok susulan antar kedua desa tersebut, Kapolres menambahkan pihaknya telah menerjunkan sedikitnya empat satuan setingkat pleton (SST) dari pasukan Brimob Polda Maluku dan TNI BKO telah disiagakan di kedua desa itu.

Lebih dari 100 personel yang merupakan gabungan dari Brimob Polda Maluku, dan aparat TNI dari yonif 731/Kabaressi, serta TNI BKO 643, telah diterjunkan ke Desa Pelauw dan Desa Kailolo untuk meredam bentrokan antara kedua desa bertetangga itu.

”Kita sudah berkoordinasi dengan tokoh masyarakat kedua desa. Pak Bupati Maluku Tengah juga telah berada disana untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Sudah ada empat satuan setingkat peleton (SST) dari Brimob Polda Maluku dan dua SST pasukan TNI dari Yonif 731/Kabaressi dan TNI BKO Yonif 643, yang berada di kedua desa saat ini. Selain itu ada juga personel Polsek Pulau Haruku dan pasukan dari Koramil setempat,” tandasnya.

Untuk menghentikan aksi bentrokan antar kedua desa itu siang kemarin Bupati Maluku Tengah, Abua Tuasikal, Dandim 1504 dan Waka Polres Pulau Ambon dan Pp Lease, menggelar pertemuan dengan tokoh masyarakat kedua desa yang bertikai untuk mencari solusi penyelesaian bentrokan itu.

“Kita telah melakukan pertemuan dengan para tokoh pemuda dan masyarakat dari desa setempat yang berlangsung di Polsek Haruk guna mencari solusi guna menyelesaikan konflik itu,” tandas Kapolres.

Sementara itu, pemerintah Provinsi Maluku, bergerak cepat untuk mengatasi meluasnya bentrokan antara masyarakat di desa Pelauw, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah. Langkah yang diambil yakni meminta aparat kepolisian untuk mencegah agar konflik yang terjadi tidak meluas.

“Kita sudah berkoordinasi dengan Kapolda Brigjen Pol Murad Ismail melalui Karo Ops untuk meminta Bupati Tengah dan Kapolres Pulau Ambon dan Pp Lease melakukan tindakan pencegahan agar tidak lebih meluas lagi,”tegas Sekertaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku Nn Ros Far-Far saat dikonfirmasi pers di ruang kerjanya Kamis kemarin.

Ditanya soal koordinasi atau langkah yang diambil Pemprov Maluku dalam menyelesaikan persoalan, Far-Far mengaku, sejumlah langkah telah dilakukan termasuk melakukan mediasi. Hanya saja, masalah yang terjadi di sana, ada masalah yang sangat krusial.

“Olehnya itu kita sangat mengharapkan peran serta tokoh adat, tokoh agama, tokoh masyarakat untuk bisa melakukan proses pendekatan adat, sehingga persoalan tersebut tidak berlarut-larut dan berkepanjangan,” pungkasnya. (M1/ESI)

No comments:

Post a Comment