Friday, August 29, 2014

Mengenal Pulau Bacan, Pulau Penghasil Batu Bacan

Batu Bacan, primadona pulau Bacan
Mungkin anda pernah mendengar tentang kepopuleran "Batu Bacan", ya salah satu jenis batu mulia ini tengah digandrungi dan banyak diburu oleh para pecinta batu permata.

Tak heran kalau harganya pun terus membumbung naik dan menjadi incaran pebisnis batu permata. Tentunya dengan iming-iming keuntungan yang berlipat.

Tapi tahukah anda dari mana batu tersebut berasal?  Tak salah lagi, batu tersebut berasal dari pulau Bacan di wilayah Maluku Utara.



Berikut tulisan singkat tentang pulau Bacan yang dapat menambah wawasan anda.

Pulau Bacan adalah sebuah pulau yang terdapat di Kepulauan Maluku tepatnya di sebelah barat daya pulau Halmahera. Secara administratif pulau Bacan masuk ke dalam wilayah Kabupaten Halmahera Selatan provinsi Maluku Utara. Di pulau Bacan inilah, Labuha, ibu kota Kabupaten Halmahera Selatan, terletak. Selain menjadi tempat ibu kota kabupaten, di pulau Bacan juga terdapat:
  • Bandar udara Usman Sadik
  • Keraton Sultan Bacan
  • Benteng Bernevald (dibangun Portugis untuk menahan serangan Spanyol)
  • Pantai Pawete
  • Cagar alam
  • Gunung Batusibela (2111 m dpl)
  • Masjid Raya Bacan (berusia lebih dari satu abad)
  • Makam beberapa sultan dan para ulama dari negeri Jiran
pulau bacan, maluku ultara, halmahera, paket tour
Desa Leilei, salah satu lokasi wisata di pulau Bacan.
Bacan, arti harfiahnya adalah: (mem-) baca. Sultan Ternate yaitu SultanMusaffar Syah menyatakan bahwa makna dari“ bac an” atau “membaca”adalah memasukkan sesuatu, atau usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memasukkan sesuatu ke dalam otaknya untuk menjadi pengetahuan.

Makna tersebut tidak bisa dilepaskan juga dengan tugas dan fungsi Sultan Bacan dalam Kesultanan Moloku Kie Raha yaitu: memasok logistik. 

Bacan dalam beberapa manuskrip sejarah sering juga ditulis sebagai Bachian,  Bachan atau Batjan; dan diduga sudah eksis sejak tahun 1322. 

Suku bangsa yang mendiami Jazirah Moloku Kie Raha diduga berasal dari bangsa Melanesia dan terdiri dari kurang Polinesia lebih 28 suku bangsa antara lain Tobaru, Wayoli, Tobelo, Galela, Sahu, Modole, Togutil, Sawai, Buli, Bajo dan lain-lain, dengan hampir 29 bahasa daerah yang teridentifikasi.

Bahasa daerah yang sering dipakai diHalmahera Selatan antara lain bahasa Bacan, Tobelo, Galela, Ternate, Bajau dan Tukang Besi. Bahasa Bacan (Bacanese) sering juga dikenal sebagai Bahasa Melayu Bacan. Diduga munculnya Bahasa Melayu Bacan ini sebagai akibat hubungan-hubungan itu terjadi konvergensi gerakan barang dan manusia pada masa kejayaan Pulau Bacan sebagai bagian dari Pulau Penghasil Rempah (Spice Islands)
Kampung Bajo, perkampungan nelayan di pulau Bacan, 
Halmahera.
Kesultanan Bacan berpusat di Pulau Bacan. Wilayah Kesultanan Bacan pada saat jayanya cukup luas, yaitu dari Maluku hingga ke wilayah Papua.Banyak kepala suku di wilayah Waigeo, Misool dan beberapa daerah lain berada di bawah administrasi pemerintahan Kesultanan Bacan pada masa jayanya.

Pengaruh bangsa Eropa pertama di Pulau Bacan diawali oleh Portugis yang kemudian membangun benteng pada tahun1 558.Bernevald Fort adalah benteng Portugis yang masih utuh berdiri di Pulau Bacan sampai sekarang.Pada tahun16 09 benteng ini diambil alih oleh VOC yang menandai awal penguasaan Hindia Belanda di Pulau Bacan. Pada tahun 1889 sistem monarki Kesultanan Bacan diganti dengan sistem kepemerintahan di bawah kontrol Hindia Belanda.

Sumber : http://armainkasman.blogspot.com


No comments:

Post a Comment