Menara BTS |
Prediksi jika operator telekomunikasi bakal berkurang di 2014 ternyata bukan isapan jempol, karena tanda-tanda ke arah itu nyata adanya. Tanda-tanda ke arah itu sudah begitu terlihat saat ini, terutama saat pemerintah sibuk menata frekuensi.
Wacana regulator yang akan menempatkan Smart Telecom pada frekuensi Smartfren tentunya bisa menjadi sinyal bahwa kedua operator itu akan melebur jadi satu di bawah holding Sinar Mas Group. Wajar saja, dengan teknologi CDMA, apalagi di pita 1.900 MHz, makin langka juga produk handset dan modem yang bisa dipakai.
Bahkan untuk seberani Smartfren yang akhirnya memproduksi handset CDMA sendiri, yaitu Andromax, sangat tinggi risikonya, selain adanya interferensi dengan jaringan 3G, peminat CDMA juga makin menurun.
Skenario berikutnya adalah operator CDMA di pita 800 MHz ditambah Smart Telecom dan Sampoerna Telekomunikasi Indonesia bergabung jadi satu, sehingga jumlah operator pun berkurang, dan operator hasil merger pun bisa bergerak lebih leluasa mengembangkan pasarnya.
Untuk operator GSM, setelah Axis yang akhirnya merger dengan XL, tak ada lagi yang berpotensi tergusur, karena Tri pun sekarang bisa menjadi kuda hitam setelah dimiliki triliuner Erik Thohir sebesar 35 persen.
Sumber : merdeka.com
No comments:
Post a Comment